Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Ditutup Bervariasi di Tengah Pelemahan Dolar

Warta Ekonomi, New York -

Setelah mengalami penurunan tanpa henti karena kelebihan pasokan yang memburuk, kontrak minyak berjangka bervariasi pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 30/7/2016), ditutup turun di London tapi naik di New York karena dolar melemah di pasar uang.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 46 sen menjadi ditutup pada 41,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kenaikan menghentikan penurunan beruntun selama enam sesi berturut-turut.

Di London, minyak mentah Brent North Sea, juga untuk penyerahan September, turun 24 sen menjadi berakhir di 42,46 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange.

Dolar AS merosot terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat, setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua negara itu datang lebih buruk dari yang diharapkan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,17 persen menjadi 95,603 pada akhir perdagangan.

Karena minyak dihargakan dalam mata uang AS, dolar yang lebih lemah dapat membuat minyak mentah lebih menarik bagi pembeli. Tak lama setelah pukul 19.00 GMT, euro naik hampir satu persen dan pound Inggris naik sekitar 0,5 persen terhadap dolar.

Dolar sedikit menurun menyusul rilis angka pertumbuhan ekonomi AS yang mengecewakan dari Departemen Perdagangan AS pada Jumat.

Permintaan lemah dan persediaan berlimpah telah terus mendorong harga turun dalam beberapa bulan terakhir.

"Sebuah dolar AS yang lebih lemah sekali lagi membangkitkan kembali pasar minyak mentah dan kali ini tampaknya akan bekerja," Matt Smith dari ClipperData menulis dalam sebuah blog-nya.

Bob Yawger dari Mizuho Securities memperingatkan terhadap angka yang terlalu banyak dalam kenaikan harga Jumat. "Kami sudah turun untuk begitu banyak hari berturut-turut," katanya. "Ini hanya kenaikan kecil karena 'short covering rally' sebelum akhir pekan." Sementara itu, harga minyak mentah Brent memperpanjang kerugiannya pada Jumat karena data minyak baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran investor terhadap kelebihan pasokan di pasar.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu bahwa persediaan minyak AS naik 1,7 juta barel pada pekan lalu menjadi 521,1 juta barel, mengakhiri penurunan 7-minggu berturut-turut dan mengalahkan konsensus pasar untuk penurunan 2,3 juta barel. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: