Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Jiwa Entrepreneurship Sebelum Jadi Pengusaha

Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah sedang gencar mendorong tumbuhnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Masyarakat diharapkan memiliki jiwa entrepreneurship sehingga menjadi pelaku usaha atau pengusaha. Dengan demikian, masyarakat memiliki kemandirian ekonomi tanpa harus mengandalkan pekerjaan dari tempat lain, seperti menjadi karyawan swasta maupun pegawai negeri.

Namun meminta masyarakat untuk menjadi seorang entrepreneur tentu tidak mudah. Tidak bisa masyarakat yang tidak memiliki jiwa entrepreneurship dipaksa menjadi pengusaha. Pemaksaan hanya akan berbuah kegagalan pada usaha yang dijalankan.

Nurcahyo Adi Kusumo, Live Coach dan Motivator dari Intuition Power mengatakan entrepreneurship harus dibangun sejak dini. Untuk membangunnya perlu adanya keseimbangan antara hard skill yang berkaitan dengan kemampuan bidang akademik dan soft skill yang berkaitan dengan keberanian, keyakinan, ketekunan, inovasi, solusi.

Soft skill harus diberikan di bangku sekolah sejak sekolah dasar dan terus dipupuk hingga menginjak masa dewasa. Dengan demikian, seorang anak selain memiliki keahlian bidang akademik juga memiliki kepribadian yang cakap.

"Selama ini soft skill sudah diajarkan di sekolah, namun belum maksimal. Seperti mata pelajaran agama hanya sebatar materi agama. Guru juga belum memberikan contoh yang baik, seperti tidak minta maaf saat terlambat, tidak mengucapkan terima kasih setelah usai mengajar," ungkap Nurcahyo.

Dalam hal ini, peran keluarga juga sangat penting. Orang tua tidak boleh memaksakan anaknya untuk menjadi apa, tapi orang tua harus mengetahui bakat dan minat anaknya kemudian mendukungnya. Yang perlu diperhatikan lagi adalah minat dan bakat seorang anak.

Saat memasuki SMP, seharusnya anak pantang ditanya apa cita-citanya. Sebab hal itu akan merusak minat anak yang bersangkutan. Seharusnya anak ditanya apa akan menghasilkan karya apa. Hal itu akan mendorong anak untuk berkreasi.

Dengan memiliki jiwa entrepreneurship, lanjut Nurcahyo, seseorang akan menjalankan hidupnya sesuai dengan lebih baik. Keputusan ingin menjadi entrepreneur akan tumbuh karena adanya sifat berani dan yakin pada dirinya sendiri.

"Entrepreneurship tak harus jadi pengusaha, bolah jadi karyawan atau pegawai," ujar pria yang pernah mendapat penghargaan pengusaha muda di usia 20 dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.

Karyawan atau pegawai dengan sematang entrepreneurship itu lebih baik daripada yang tidak. Setidaknya seseorang tidak takut kehilangan pekerjaan. Saat pensiun dari pekerjaannya, seseorang akan dapat lebih bertahan hidup dengan kemampuan yang dimiliki.

Berkaitan dengan target pemerintah, menurut Nurcahyo, adalah bagaimana pemerintah menjalankan langkah seperti itu sebagai program jangka panjang. Pemerintah tidak bisa secara instan menjadikan seseorang sebagai pelaku UKM. Terlebih lagi dengan hanya memberikan suntikan modal. Itu mungkin tidak akan berhasil.

"Seseorang tidak bisa hanya diberikan modal untuk membuka usaha, itu sudah sering dilakukan, tapi banyak yang gagal," ungkap pemilik lembaga pendidikan Mahadibya Nurcahyo Cakrasana ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait