Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkeu Tunda Pencairan DAU Jember Rp247 Miliar

Warta Ekonomi, Jember -

Wakil Ketua DPRD Jember Ayub Junaidi mengatakan Kementerian Keuangan menunda pencairan dana alokasi umum (DAU) Kabupaten Jember untuk bulan September hingga Desember 2016 sekitar Rp247 miliar karena serapan anggaran kabupaten ini rendah.

"Penundaan pencairan DAU untuk Jember tertinggi di antara kabupaten dan kota lain di Jawa Timur," ujar Ayub, di Jember, Rabu (24/8/2016).

Berdasarkan salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 125/PMK.07/2016 tentang penundaan penyaluran sebagian DAU 2016 tercatat penundaan untuk penyaluran di Jember sekitar Rp61,9 miliar setiap bulan, sehingga totalnya selama September-Desember 2016 sebesar Rp247 miliar atau sekitar 14 persen dari total DAU yang diterima Jember.

"Penundaan pencairan DAU karena kinerja Pemkab Jember yang rendah dalam melakukan serapan anggaran. Hingga Agustus 2016 penyerapan APBD Jember sekitar 40 persen, sehingga mendapat sanksi penundaan pencairan DAU," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jember itu pula.

Menurutnya penundaan pencairan anggaran itu dikhawatirkan akan berdampak pada pembangunan di Jember, sehingga hal tersebut seharusnya menjadi perhatian Pemkab Jember dapat merealisasikan APBD tahun 2016.

Kepala Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Pemkab Jember Hadi Sasmito mengatakan penundaan penerimaan DAU sebesar Rp247 miliar kemungkinan berdampak pada pembangunan di Jember.

"Penundaan pencairan DAU itu hanya berdasarkan pertimbangan kondisi fiskal daerah, posisi kebutuhan belanja, dan posisi kas daerah yang dilaporkan setiap bulan kepada pemerintah pusat terkait dengan penyerapan APBD," katanya lagi.

Menurut dia, pemerintah pusat tidak mempertimbangkan teknis posisi kas daerah terdiri dari apa saja dan bagaimana skema anggarannya. Padahal, pada setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sudah dilakukan sejumlah proses pelaksanaan pekerjaan mulai dari tender yang sudah selesai dan pekerjaan berjalan, tetapi uang termin belum terambil.

"Dengan posisi itu, memang secara logika semua pendapatan diasumsikan 100 persen tercapai. Jika tidak tercapai, maka secara langsung dan tidak langsung bisa mengganggu pendanaan program SKPD," katanya lagi.

Ia mengimbau seluruh unit kerja tidak perlu khawatir karena masih penundaan pencairan DAU, bukan pengurangan, sehingga anggaran sebesar Rp247 miliar masih menjadi hak daerah. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: