Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amnesti Pajak Dorong Investasi di Pasar Modal

Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Makassar Fahmin Amirullah mengatakan, repatriasi dana Amnesti Pajak diharapkan dapat mendorong investasi jangka panjang di pasar modal.

"Pasar Modal indonesia menyambut gembira program amnesti pajak yang dikeluarkan pemerintah, karena ke depan akan menjadi garda terdepan dalam penyerapan dana repatriasi," kata Fahmin pada workshop BEI di Makassar, Kamis (25/8/2016).

Dia mengatakan, repatriasi dana amnesti pajak itu akan mendorong peningkatan likuiditas di pasar, sekaligus memberikan alternatif investasi jangka panjang yang potensial bagi masyarakat.

Sebagai garda terdepan, lanjut dia, dana itu dapat masuk melalui dua pintu yakni manajer investasi (MI) melalui Kontrak Investasi Kolektif (KIK) atau Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) dan perantara perdagangan efek (broker) melalui perjanjian persyaratan pembukaan rekening dana nasabah.

Sementara itu dalam rilis yang dilansir Kepala Komunikasi Perusahaan PT BEI Dwi Shara Soekarno disebutkan, dari sisi infrastruktur yang dimiliki PT BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sangat siap.

Hal tersebut dilihat dari kapasitas perdagangan di BEI saat ini yang mampu menampung order hingga lima juta order, dengan 2,5 juta transaksi dan kecepatan proses mencapai 2.500 order per detik.

Kendati demikian, kapasitas perdagangan di BEI diakui baru terutilisasi sekitar 10 persen hingga saat ini.

Sebagai gambaran, kecepatan perputaran saham BEI saat ini hanya sekitar 21 persen, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 70 persen, Singapura 39 persen dan Malaysia 30 persen.

Itu artinya, pasar modal Indonesia tidak akan terguncang meskipun menerima dana besar dari reapatriasi Amnesti Pajak, karena masih mampu menyerap transaksi saham sebesar Rp15 triliun per hari atau sekitar Rp300 triliun selama sebulan.

Kondisi ini tentunya menjadi potensi dan peluang yang sangat baik, jika dana repatriasi berhasil masuk ke pasar saham. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: