Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaringan Internet Hambat Laku Pandai Perbatasan Sulut

Warta Ekonomi, Manado -

Jaringan internet yang belum menyeluruh masih menjadi hambatan dalam memberlakukan program laku pandai di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Jaringan internet yang masih minim, masih menjadi kendala bagi kami dalam menerapkan program laku pandai hingga ke pelosok desa, terlebih khusus wilayah perbatasan," kata Pemimpin PT BRI Kanwil Manado Yoshua Palti Hutapea di Manado, Kamis (25/8/2016).

Dia mengatakan di Kabupaten Kepulauan Talaud yang menjadi perbatasan langsung antara Provinsi Sulut dan Filipina, baru memiliki satu agen laku pandai.

Padahal, katanya, target BRI Manado satu desa akan memiliki satu agen.

Yoshua menjelaskan lemahnya daya dukung jaringan untuk program ini dikhawatirkan menyebabkan masyarakat menjadi enggan dan tidak bergairah untuk menyukseskan Laku Pandai.

Namun, katanya, pihaknya cukup optimis dengan diluncurkannya satelit milik BRI, diharapkan akan mampu menjangkau pelosok desa dengan Program Laku Pandai yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Saat ini, satelit milik BRI sementara dalam proses sehingga dalam waktu dekat akan mampu memberikan kemudahan dalam menjalankan semua layanan perbankan yang berbasis internet," jelasnya.

Wilayah kerja BRI Manado meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara, dengan jumlah desa sebanyak 5.500.

Yoshua mengatakan jika semua desa di wilayah kerja BRI Manado telah memiliki agen laku pandai, maka semua masyarakat akan disentuh dengan layanan perbankan dan jasa keuangan lainnya.

Kepala OJK Perwakilan Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara Elyanus Pongsoda mengatakan Laku Pandai disingkat dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, yaitu Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Program ini bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan.

Selain itu, katanya, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota.

Produk-produk yang disediakan dalam program ini adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro dan produk keuangan lainnya seperti Asuransi Mikro. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: