Kementerian Perdagangan membuat strategi penguatan ekspor yang disesuaikan dengan dinamika permintaan dan kebutuhan pasar dunia. Untuk itu, diperlukan persepsi yang sama dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perwakilan perdagangan di luar negeri dalam menyusun dan mengaplikasikannya.
Pandangan itu disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda dalam Forum Koordinasi Teknis (FKT) Program Pengembangan Ekspor antara Pusat dan Daerah Tahun 2016 di Bogor, kemarin.
“Kami berharap semua pihak lebih memahami ruang lingkup tugas masing-masing serta bahu
membahu dan berkomitmen untuk membantu pelaku usaha, khususnya eksportir, dalam
meningkatkan ekspor Indonesia ke dunia,” kata Arlinda. ”
FKT 2016 ini sendiri diikuti perwakilan dari 33 dinas provinsi yang membawahi sektor perdagangan, lima Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (P3ED), serta 19 Wakil Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
Ia memastikan bahwa sinergi antara pusat-daerah sebagai pilar penting untuk meningkatkan ekspor nasional. Untuk itu semua elemen dikumpulkan dan diberi arahan khusus untuk mempertajam strategi dan menciptakan rencana-rencana aksi jangka pendek. Untuk memperkuat daya saing produk, dalam kesempatan itu, Arlinda juga meluncurkan Indonesia Design Development Center (IDDC).
"Melalui IDDC, kita ingin memperkuat daya saing produk nasional dari semua pengusaha. Ditjen
PEN akan membantu, mengawal, dan mengarahkan pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas
produknya dan mensinergikan dengan pasar internasional," tambahnya.
Strategi lainnya yakni mengubah komposisi ekspor nasional dari komposisi ekspor berbasiskan komoditas menjadi produk bernilai tambah seperti kelapa, kopi, dan coklat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement