Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Dunia Terus Meningkat di Tengah Pidato Yellen

Warta Ekonomi, New York -

Harga minyak dunia terus meningkat dan berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 27/8/2016), karena investor mencerna pernyataan-pernyataan Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen tentang kenaikan suku bunga.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 0,31 dolar AS menjadi menetap di 47,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober bertambah 0,25 dolar AS menjadi ditutup pada 49,92 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

"Mengingat berlanjutnya kinerja solid dari pasar tenaga kerja serta prospek untuk kegiatan ekonomi dan inflasi, saya percaya alasan untuk peningkatan suku bunga federal funds telah menguat dalam beberapa bulan terakhir," kata Yellen dalam pidato di sebuah konferensi para bankir bank sentral di Jackson Hole, negara bagian Wyoming.

Menunjuk ke pertumbuhan yang solid dalam pengeluaran rumah tangga dan penguatan pasar kerja, Yellen mengatakan bahwa ekonomi AS "sekarang mendekati" target-target yang dibutuhkan Fed pada ketenagakerjaan maksimum dan stabilitas harga.

Para analis mengatakan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga secepatnya setelah September. Tapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan ini percaya bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.

Sementara itu, perusahaan jasa ladang minyak AS, Baker Hughes, mengatakan pada Jumat bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang AS tidak berubah pada 406 rig minggu ini.

Di sisi ekonomi, ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,1 persen pada kuartal kedua tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 1,2 persen, Departemen Perdagangan mengatakan Jumat.

Namun kenaikan harga minyak lebih lanjut dibatasi, karena pasar tetap lesu setelah para produsen utama Organisasi Negara-negara pengekspor Minyak (OPEC) meragukan kemungkinan pemotongan produksi.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, Jumat, mengatakan negaranya menginginkan pangsa pasar minyak mentah sebelum sanksi Barat dijatuhkan, dalam komentarnya yang menyatakan Teheran mungkin tidak akan mendukung upaya-upaya kartel OPEC menyepakati pembatasan produksi bersama-sama dengan Rusia.

"Iran akan bekerja sama dengan OPEC pada peningkatan harga dan keadaan pasar minyak mentah, tapi kami berharap hak kami untuk mengembalikan pangsa pasar kami yang hilang di pasar diperhatikan," katanya, seperti dilaporkan layanan berita SHANA.

Sebelumnya, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih juga mengesampingkan harapan untuk pengurangan produksi pada pertemuan kelompok itu (OPEC) di Aljazair pada bulan depan.

"Saya tidak yakin bahwa intervensi signifikan diperlukan. Saya pasti tidak akan menganjurkan pemotongan (produksi)," katanya kepada Bloomberg News. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: