Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Janet Yellen Tak Ingin Ambil Kebijakan Radikal

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala The Fed, Janet Yellen yakin dirinya bisa mengatasi segala krisis di masa depan dengan setap instrumen penyelesaian yang dimiliki, tanpa memberlakukan suku bunga negatif atau menerapkan kebijakan helicopter money.

Berbicara di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (26/08/2016) setelah para pembuat kebijkan The Fed dan ekonom lainnya mengusulkan penyelesaian radikal atas kebijakan bank sentral, Yellen menegaskan pembelian obligasi dan kemampuan untuk membayar bunga atas kelebihan cadangan serta dengan petunjuk ke depan akan cukup untuk menghadapi masalah yang terjadi.

"Instrumen kebijakan kita terbukti efektif pada Desember lalu, (ketika The Fed menaikan suku bunga)," kata Yellen dalam pidatonya, sembari menguatkan ekspetasi kenaikan suku bunga kedua dari The Fed, yang kemungkinan terjadi pada September.

Berbagai jenis perubahan radikal yang diusulkan oleh Jhon Wiliams dari San Fransisco pada awal bulan ini. Ia membuat sebuah kasus sebagai langktau pergesaran tingkat inflasi ke atas demah untuk menargetkan pertumbuhan nominal ai memerangi krisis ekonomi berikutnya.

"Kebijakan helicopter money, suku bunga negatif, atau target inflasi tinggi tetap dibatasi oleh bank sentral atau kalangan akademis," tulis ekonom Commerzbank, Bern Weidensteiner, seperti dikutip Reuters di Jakarta, Sabtu (27/08/2016).

Yellen tampaknya bergantung pada kebijakan quantitative easing, sebagaimana yang ditantang oleh Marvin GoodFriend, seorang professor ekonomi di Universitas Carnegia Mellon, dan mantan penasehat kebijakan di Richmond Federal Reserve Bank, yang percaya jika suku bunga negatif lebih efektif sebagai sebuah kebijakan.

"Kebijakan suku bunga sangatlah fleksibel, tidak menganggu pasar dan telah terbukti mampu menargetkan inflasi yang rendah," katanya dalam sebuah presentasi.

Kebijakan The Fed dimaksudkan untuk mengatasi jatuhnya tingkat pengangguran, namun kebijakan kuantitatif sebesar triluanan dolar dan tingakt suku bunga nol atau mendekati nol yang diterapkan The Fed selama delapan tahun telah gagal untuk memicu rebound dalam pertumbuhan ekonomi.

Sebuah data yang dirilis menunjukan ekonomi AS hanya tumbuh 1,1 persen pada kuartal kedua tahun ini. Investasi bisnis sebagai bagian dari produk domestik bruto sejak 2008 turun hampir 100 persen dibandingkan dekade sebelumnya, menurut data pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: