Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bio Farma Siap Tingkatkan Sinergi Riset Bidang Life Science

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai tindak lanjut Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) Tahun 2015 bertemakan Hilirisasi Hasil Riset Nasional Bidang Life Science untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa, PT Bio Farma (Persero) akan kembali menyelenggarakan Forum Riset Life Science (FRLN) bertemakan Tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Life Science pada tahun 2016 ini.

Direktur Utama Bio Farma Iskandar mengatakan perubahan dari FRVN menjadi FRLN bertujuan untuk memperluas cakupan pengembangan produk sesuai misi Bio Farma, yaitu Menyediakan dan Mengembangkan Produk Life Science Berstandar Internasional untuk Meningkatkan Kualitas Hidup. Ia mengatakan produk life science dimaksud adalah produk yang dihasilkan dari organisme hidup melalui proses bioteknologi.

"FRLN bertujuan meningkatkan sinergi riset bidang life science antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, serta komunitas pendukung. Tujuannya untuk mempercepat hilirisasi serta tujuan akhir komersialisasi produk life science yang akan diakui sebagai produk nasional hasil kerja nyata putra-putri terbaik bangsa Indonesia," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Menurutnya, produk life science nasional akan mendorong tersedianya biofarmasetikal berharga terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Juga, imbuhnya, akan mendukung tujuan ke-3 SDGs' (sustainable development goals), yaitu menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.

"Ini merupakan bagian dukungan terhadap Inpres Nomor 6 Tahun 2016 yang mana pemerintah menyatakan mendorong pengembangan biofarmasetikal, termasuk di dalamnya penguasaan teknologi dan inovasi bidang farmasi dan alat kesehatan sehingga kemandirian bangsa bidang farmasi dan alat kesehatan dapat tercapai," ujarnya.

Iskandar menambahkan konsorsium penelitian yang sudah terbentuk dalam enam tahun terakhir ini telah mendapat dukungan pendanaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi seperti lima konsorsium penyakit tuberkulosis, hepatitis B, dengue, HPV, dan HIV. Di samping itu, juga telah terbentuk tujuh working group, yakni eritropoietin (EPO), rotavirus, malaria, influenza, stem cell, delivery systems & adjuvant, dan pneumokokus.

Namun demikian, konsorsium dan working group riset di bidang life science masih memerlukan dukungan pengembangan, yakni di bidang sumber daya manusia, platform teknologi terbaru, laboratorium inti yang dapat digunakan bersama, serta pendanaan yang berkesinambungan agar riset dapat dikomersialkan.

Riset life science yang bersifat inovatif dan implementatif di Indonesia masih memiliki banyak tantangan. Untuk itu, diperlukan program yang dibuat para pemangku kepentingan supaya peneliti dapat meningkatkan kemandirian penelitiannya sehingga tujuan hilirisasi dan komersialisasi produk life science dapat diperoleh sesuai waktu yang ditetapkan.

"Selain itu, juga diperlukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi para peneliti secara komprehensif guna mendapatkan solusi yang tepat," sambungnya.

Disampaikan, upaya percepatan hilirisasi produk nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan pengembangan program hillirisasi dan komersialisasi hasil penelitian di perguruan ini patut disambut hangat.

"Melalui program ini, penelitian yang telah memiliki hak paten dan siap dikomersialisasi akan diupayakan kerja sama dengan pihak industri yang akan memanfaatkan hasil penelitian dengan tujuan komersialisasi," sebutnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam bidang pendanaan, Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di Kementerian Keuangan diharapkan dapat mendorong riset strategis dan inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset.

"Pendanaan diharapkan dapat mempercepat berhasilnya suatu riset yang berkualitas dan meningkatkan daya saing bangsa dengan mengembangkan atau menghasilkan produk," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: