Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Lingkungan Perancis Umumkan Kerja Sama dengan Iran

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Lingkungan Hidup Prancis, Segolene Royal, pada Minggu (28/08) menandatangani rencana beberapa perusahaan Prancis untuk membantu mengatasi masalah lingkungan Iran, serta mengecam penolakan bank Prancis untuk bekerja sama dengan Republik Islam Iran.

Royal bertemu dengan kepala Organisasi Perlindungan Lingkungan Iran, Massoumeh Ebtekar, serta sekelompok menteri di Teheran, dan mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dalam masalah kekurangan air, efisiensi energi dan polusi yang dihadapi Iran.

Royal bepergian selama tiga hari dengan tokoh-tokoh bisnis senior dari perusahaan-perusahaan lingkungan dan energi terbarukan Prancis, termasuk bos multinasional Engie. Namun kedua belah pihak menyadari bahwa penolakan bank besar Prancis untuk bekerja di Iran merupakan hambatan besar untuk dapat bekerja bersama-sama.

"Ini masalah nyata dan benar-benar tidak dapat diterima. Kita tidak bisa meminta Iran untuk melakukan upaya transisi energi, sedangkan sistem keuangan tidak merespon, termasuk kerjasama industri yang bisa membantu menangani masalah energi, iklim dan polusi," kata Royal, seperti dikutip dari laman AFP di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Meskipun sanksi internasional telah dicabut setelah Iran mencapai kesepakatan nuklir pada bulan Juli 2015, bank-bank besar tetap takut bekerja di Iran, setelah dijatuhkannya kembali sanksi terbaru AS terhadap Iran yang berkaitan dengan catatan hak asasi manusianya dan uji coba rudal balistik. Sanksi baru tersebut dijatuhkan hanya berselang sehari setelah AS dan Uni Eropa mencabut sanksi ekonomi sesuai kesepakatan nuklir.

Pemerintah AS telah mencoba untuk meyakinkan bank-bank Eropa bahwa mereka tidak akan menghadapi tuntutan untuk bekerja dengan Iran, namun aturan yang kompleks dan kekhawatiran lembaga keuangan atas denda yang dikenakan oleh Departemen Keuangan AS, membuat bank-bank tersebut menolak untuk bekerjasama dengan Iran. Pada tahun 2014, Departemen Keuangan AS menjatuhkan denda sebesar US$ 8,9 miliar pada BNP Paribas Prancis.

Royal mengatakan ia akan segera mencari solusi atas masalah tersebut bahkan jika  harus mencari bantuan di luar Perancis, misalnya bekerja sama dengan bank Italia kecil yang kurang terkena sistem AS.

"Kami akan mencari solusinya. Entah kami akan bekerja dengan bank non-Perancis atau kita akan memobilisasi bank investasi publik, atau bahkan kerja sama dengan European Investment Bank?" katanya.

Royal menambahkan bahwa kendala saat ini adalah hal yang "benar-benar bertentangan" mengingat perjanjian iklim Paris yang ditandatangani tahun lalu menyerukan investasi besar dalam ekonomi hijau atau ramah lingkungan. Ia mengatakan akan kembali ke Iran pada bulan Februari untuk membahas kemajuan dalam kemitraan.

Ebtekar, yang juga seorang wakil presiden Iran, mengatakan sebelumnya bahwa kunjungan tersebut menunjukkan kerjasama internasional yang penting terhadap lingkungan, dan mengirimkan pesan yang kuat kepada komunitas global bahwa negara-negara dapat bekerja sama pada kepentingan bersama dan isu-isu lingkungan.

Pada hari Senin, Royal akan mengunjungi danau air asin terbesar Iran, Orumiyeh, di barat laut Iran, sebuah situs warisan UNESCO yang telah kehilangan 90 persen dari volume air dalam dua dekade terakhir sebagai akibat dari pertanian, bendungan dan perubahan iklim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: