Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Jokowi Minta Perumusan Strategi Kebudayaan Nasional

Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta segera ada perumusan strategi kebudayaan nasional yang memayungi seluruh sektor di Tanah Air.

"Beliau berpesan agar segera ada perumusan strategi kebudayaan untuk nasional karena memang sekarang kan induk itu ada di Kemendikbud," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/8/2016).

Ia menyebutkan, pihaknya ditugaskan untuk segera merumuskan hal itu.

"Idealnya kebudayaan itu memayungi seluruh sektor, ada payung besar kebudayaan nasional kita yang mengarah kepada Tri Sakti," katanya.

Ia menyebutkan kebudayaan berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian.

Pertemuan Presiden Jokowi dengan budayawan pada Selasa siang (30/8) berkaitan dengan perumusan strategi kebudayaa nasional itu.

"Beliau sudah mendengar berbagai masukan, sekarang beliau menugasi Kemendikbud untuk segera merespon, merumuskan," katanya.

Ketika ditanya apakah strategi itu secara konkret akan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran, Mendikbud mengatakan Hal itu hanya sebagian kecil saja.

"Nanti di dalam kegiatan penguatan karakter yang jadi isu full day itu, nanti muatannya termasuk kegiatan kebudayaan, kesenian, berolahraga kemudian juga budi pekerti, etiket, semua akan dikemas dalam aktivtas kurikuler, program penguatan karakter itu," katanya.

Ia juga menjelaskan dirinya dipanggil Presiden Jokowi untuk menjelaskan kemajuan program-program yang ditugaskan kepada dirinya dan Badan Ekonomi Kreatif. 

"Progres atau kemajuan program sudah sampai di mana, apa, pendidikan advokasinya sudah sampai di mana, kemudian pemberlakuan pembentukan karakter kemudian juga berkaitan dengan kebudayaan," katanya.

Sementara itu mengenai isu rencana pemotongan tunjangan guru, Mendikbud mengatakan tidak ada yang dipotong.

"Nggak ada yang dipotong itu. Itu namanya sisa penggunaan anggaran," katanya.

Ia juga menyebutkan tidak ada penggunaan anggaran yang tidak efektif. 

"Bukan tidak efektif, sebetulnya itu kan sisa sekian tahun, baru kemudian dilaporkan 2015 kemarin. Jadi sekian tahun menumpuk lebih besar. TIdak mengganggu. Nggak ilang. Itu akan dihitung untuk anggaran berikutnya," kata Mendikbud. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: