Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Dorong Efisiensi Waktu Tunggu Haji

Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR RI Ahmad Zainuddin mendorong pemerintah agar mengefisienkan waktu tunggu jamaah haji sejak pemberangkatan dari Tanah Air menuju Tanah Suci sehingga tidak kelelahan dalam melakukan prosesi ibadah haji.

"Beberapa calon haji ada yang meninggal tidak lama setelah tiba di Tanah Suci umumnya karena mereka lelah sehingga sakit," kata Zainuddin lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (31/8/2016).

Dia mengatakan hingga hari ke-21 pemberangkatan tahun ini, sudah ada 35 calhaj meninggal di Tanah Suci. Umumnya calhaj yang meninggal karena sakit. Pemberangkatan kelompok terbang calon haji Indonesia sendiri dimulai sejak 9 Agustus 2016.

Kelelahan yang diderita jamaah, kata dia, salah satunya karena panjangnya proses tunggu yang harus dijalani calhaj menjelang berangkat ke Tanah Suci.

"Jamaah ini kan banyak dari kampung. Perjalanan menuju asrama saja sudah jauh bisa berjam-jam. Mereka kumpul dulu di kabupaten, kemudian dilepas ke asrama. Sudah harus masuk asrama sehari sebelum terbang. Di bandara pun mereka masih harus menunggu 4-5 jam sebelum lepas landas. Proses ini yang membuat fisik jamaah lelah," kata Zainuddin.

Saat Tim Panja Kesehatan Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan ke Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan akhir pekan lalu, Zainuddin menemukan banyak jamaah calhaj yang terserang sakit karena lelah di perjalanan.

"Ada calhaj yang sampai stres. Ada yang dirawat. Mereka kelelahan, perjalanan jauh. Baru sampai asrama sudah sakit. Perjalanan ke Jeddah saja bisa 4-5 jam. Lama antre di imigrasi. Banyak yang belum pernah naik pesawat. Jadi bertumpuk faktornya," kata politikus PKS tersebut.

Zainuddin juga menyayangkan jumlah tenaga kesehatan yang disiagakan pemerintah di embarkasi Makassar tidak seimbang dengan jumlah calhaj yang membutuhkan layanan kesehatan. Dalam kunjungannya tersebut, wakil rakyat asal dapil Jakarta Timur ini melihat hanya ada satu dokter dan dua perawat yang bersiaga di klinik kecil embarkasi Makassar.

"Sementara mereka harus melayani 27 kloter dari delapan provinsi yang dipusatkan di embarkasi Makassar. Setiap kloter 450 jamaah haji. Ini tidak akan maksimal melayani jamaah. Kliniknya saja ukuran sekitar 12x12 meter," kata Zainuddin.

Karena itu, kata dia, pemerintah harus terus melakukan evaluasi dalam memberi pelayanan kesehatan serta sistem persiapan keberangkatan agar calhaj tidak kelelahan sebelum tiba di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

"Ada proses yang harus dipangkas. Misalnya apakah dengan menambah jumlah embarkasi. Karena satu embarkasi untuk delapan provinsi terlalu banyak. Banyaknya jumlah calhaj sehingga waktu tunggu keberangkatan jadi panjang. Pelayanan kesehatan juga harus maksimal, jangan standar minimal," kata dia. (ANT)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: