Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Diingatkan Ketepatan Waktu Proyek PLTGU Jawa-1

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketersediaan lahan dan kemampuan menyelesaikan proyek tepat waktu (sebelum akhir 2020) merupakan salah satu kriteria yang harus dipertimbangkan PLN dalam menentukan pemenang lelang proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 2X800 megawatt.

Empat kriteria lain dalam menetapkan pemenang tender adalah kualitas pekerjaan, harga penawaran, kemampuan pendanaan, serta kredibilitas dan pengalaman, kata Anggota Unsur Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional, Syamsir Abduh di Jakarta, Rabu (28/9/2016).

"Kelima kriteria ini saling terkait dan faktor penyelesaian proyek adalah sangat penting selain menjadi ukuran keberhasilan proyek juga menjadi pertaruhan kredibilitas dan memunculkan ketidakpercayaan publik (public distrust)," katanya.

Sesuai Request for Proposal dari PLN yang dibuat konsultan Ernst&Young sebagai kuasa PLN untuk melelang pekerjaan PLTGU Jawa 1, rencana titik serah listrik bisa dilakukan di dua titik, yaitu Muara Tawar dan Cibatu Baru (dekat dengan Cilamaya), Karawang. Dua titik serah ini telah mempertimbangkan efisiensi pembangunan PLTGU.

Menurut Syamsir, salah satu pertimbangan PLN memutuskan lokasi PLTGU Jawa 1 di lahan reklamasi Muara Tawar adalah karena lahan yang terbatas, tingkat kematangan lahan dan kebutuhan untuk mengangkut sumber daya listrik (transmisi dan distribusi) dan pertimbangan biaya sehingga pembangunan reklamasi menjadi tanggungjawab pengembang sebagai pemenang lelang.

"Alasan yang dikemukakan PLN di atas sulit untuk diterima jika tetap membangun di lokasi reklamasi agar penyelesaian proyek tepat waktu. Justru boleh jadi pembangunan proyek akan mengalami keterlambatan," ungkap dia.

Dengan lahan reklamasi, commercial operation date (COD) dari PLTGU Jawa 1 diproyeksikan molor hingga Mei 2021. Hal ini tentunya sangat merugikan PLN dan masyarakat. Sementara itu, dengan lahan yang sudah ada di Cilamaya, COD malah bisa maju hingga Desember 2019, bahkan penyelesaian mekaniknya bisa dilakukan April 2019.

Syamsir mengatakan jika harus melalui reklamasi laut, penyelesaian proyek PLTGU bakal lebih lama karena membutuhkan banyak proses perizinan dan amdal yang lebih kompleks. Reklamasi pantai butuh waktu setahunan.

Pakar energi dan ketenagalistrikan dan Ketua Indonesian Counterpart for Energy and Environment Solutions, Herman Darnel Ibrahim menilai pilihan lokasi PLTGU Jawa I seyogyanya dilakukan berdasar suatu studi dengan membandingkan dua atau tiga alternatif lokasi. Salah satu kriteria lokasi yang baik adalah yang sedekat mungkin ke pusat beban atau konsumsi listrik dan yang memberikan biaya penyediaan termurah.

"Untuk kasus ini biaya untuk permesinan dan fasilitas terminal LNG-nya kira hampir sama untuk lokasi sekitar Jakarta. Jadi biaya termurah lebih bergantung kepada harga tanah dan kondisi tanah atau biaya pondasi," tandas Herman.

PLN dijadwalkan mengumumkan pemenang tender PLTGU Jawa 1 awal Oktober 2016. PLN saat ini menyeleksi empat konsorsium perusahaan yang mengikuti tender pembangunan PLTGU Jawa I.

Empat konsorsium yang mengikuti tender adalah konsorsium Mitsubishi Corp-JERA-PT Rukun Raharja Tbk-PT Pembangkitaan Jawa Bali (anak usaha PLN),konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd, konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia-PT Medco Power Indonesia (keduanya merupakan anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk)-Kepco-dan Nebras Power, serta konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojits. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: