Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Tingkatkan Pakai Komponen Lokal Hingga 50%

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencanangkan program Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nasional untuk meningkatkan pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri. Pembangkit berskala nasional ini nantinya bakal menggunakan bahan bakar kalori rendah. Selain itu, pembangunannya juga menggunakan komponen dalam negeri serta melibatkan kontraktor nasional.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam pembangunan PLTU ini ditargetkan lebih dari 50%.

"Bila 50% dari pembangkit skala menengah dan kecil tersebut dibuat di dalam negeri, secara langsung akan menghidupkan lebih dari 14 perusahaan BUMN strategis. Pembangkit sebelumnya memiliki utilitas rendah dan lebih dari 190 perusahaan swasta," kata Iwan di sela acara pembukaan Hari Listrik Nasional (HLN) Ke-71 di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta, Rabu kemarin (28/9/2016).

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang dimiliki PLN yang mengacu pada kementerian perindustrian terkait kemampuan pabrikan dan kontraktor dalam negeri, hampir seluruh komponen pembangkit tersebut dapat dibuat dalam negeri.

"Hanya beberapa komponen yang masih harus diimpor, yaitu generator dan turbin," tambahnya.

Saat ini sedikitnya terdapat 201 unit PLTU skala kecil dan menengah yang terdiri dari 30 unit PLTU 100 MW, 37 Unit PLTU 50 MW, 37 Unit PLTU 25 MW dan 72 Unit PLTU di bawah 25 MW dengan kapasitas total 6.550 MW. Pembangunan PLTU skala kecil dan menengah ini membutuhkan dana investasi lebih dari Rp150 triliun.

Ia menambahkan PLTU kapasitas menengah ke bawah itulah yang akan diarahkan untuk menjadi PLTU Nasional dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai lebih dari 50% dalam pembangunannya.

"Rencananya, PLTU Nasional pertama yang akan dibangun adalah PLTU Madura dan PLTU Tarahan masing-masing kapasitas 2 x 100 MW serta PLTU Boroko berkapasitas 2x50 MW di Sulawesi Utara," jelasnya.

Iwan menjelaskan pembangunan PLTU yang masuk dalam program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW memiliki dimensi yang luas bagi pengembangan perekonomian nasional. Selain mendorong pertumbuhan industri dan kesejahteraan masyarakat, program ini juga memberikan multiplier effect bagi pelaku usaha yang terlibat saat pembangunannya. Hal ini sesuai dengan gagasan awal program 35.000 MW demi kesejahteraan Nasional.

Program ketenagalistrikan 35 ribu MW mencakup 35 ribu mega watt pembangkit, 46 ribu kilometer sirkuit transmisi dan 108 ribu mega watt volt amper gardu induk. Pembangunan jaringan distribusi, transmisi dan gardu induk sebagian besar telah menggunakan komponen dan kontraktor dalamnegeri.secara keseluruhan target penggunaan kandungan dalam negeri lebih dari 40 persen dari seluruh pembangunan.

"PLN berharap dengan pemakaian TKDN yang tinggi pada PLTU Nasional akan berdampak langsung bagi perekonomian sejak pertama pembangunannya," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: