Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkopolhukam: Butuh Kerja Sama Berantas Terorisme

Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, perlunya kerja sama seluruh negara di dunia dalam mengatasi aksi terorisme yang kini telah menjadi isu global.

"Jaringan terorisme itu sudah 'go international'. Indonesia memiliki gagasan tentang masalah terorisme yaitu bahwa terorisme harus dilawan bersama-sama" ujar Menko Polhukam dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Saat pembicara dalam Forum Koordinasi dan Sinkronisasi (FKS) Kewaspadaan Nasional di Cirebon, Kamis, Wiranto mengatakan pemberantasan terorisme perlu dilakukan dari berbagai sisi yang salah satunya dengan menggunakan pendekatan lunak atau "soft approach" melalui program deradikalisasi dan kontra terorisme.

FKS yang digelar dengan tema "Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme Guna Meningkatkan Kewaspadaan Dini Masyarakat Dalam Rangka Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa" merupakan salah satu program kontra terorisme yang gencar disosialisasikan pemerintah.

Dalam acara tersebut, Menko Polhukam meminta dukungan masyarakat agar revisi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dapat segera selesai sehingga tidak menghambat upaya aparat penegak hukum dalam memberantas terorisme.

"Jika kita tidak meluluskan revisi UU Anti-Terorisme ibaratnya kita memberantas terorisme dengan tangan diikat. Jika tidak segera disahkan maka harus menunggu (peristiwa terjadi) dulu baru bisa menindak pelaku, misalnya dalam kasus bom Thamrin" ungkapnya.

Menteri Wiranto juga menambahkan bahwa gerakan terorisme di Indonesia sudah menggunakan alat-alat teknologi canggih berbasis siber, dan pemerintah telah bersiap menghadapi tren ancaman baru tersebut dengan upaya proteksi siber di bidang keamanan, perdagangan (e-commerce), serta e-KTP.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini jaringan kelompok teroris Santoso masih ada, namun dalam jumlah yang kecil.

"Terorisme di Indonesia itu, yang masih eksis adalah gerombolan Santoso, kan sudah ditembak pimpinannya. Organisasi teror itu tidak seperti organisasi lain yang kalau pimpinannya ditembak kemudian hilang. Setiap pimpinannya mati atau ditahan, akan muncul pimpinan yang baru. Namun gencarnya operasi keamanan yang dilakukan aparat telah membuat jumlah anggota kelompok itu semakin sedikit," ujar Wiranto.

Kelompok Santoso merupakan salah satu kelompok teroris yang tergabung dalam jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: