Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkeu Targetkan Penjualan Rp20 Triliun dari ORI013

Warta Ekonomi, Jakarta -

Bertepatan dengan ulang tahun ORI ke 10, Kementerian Keuangan kembali menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI), untuk Seri ORI013. Penerbitan Obligasi ini diharapkan menjadi salah satu instrumen yang menarik bagi masyarakat di tengah program Tax Amnesty, sehingga mendukung pembangunan nasional.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, ORI013 ini menjadi salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan negara. Dengan demikian pemerintah juga dapat memperkecil devisit anggaran yang ada.

Adapun struktur ORI013 adalah, masa penawaran 29 September sampai dengan 20 Oktober 2016. Tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2019, atau dengan Tenor tiga tahun.

Bentuk dan karakteristik Obligasi Negara tanpa warkat, sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Dengan Holding Period 2 periode pembayaran, atau baru dapat dipindahbukukukan 2 bulan setelah transaksi di orang pertama.

Minimum pemesanan Rp 5 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Tingkat kupon sebesar 6,60%, dengan tanggal pembayaran kupon tanggal 15 setiap bulan. Untuk memasarkan produk tersebut, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan 24 agen penjualan, terdiri dari 18 bank dan 6 perusahaan efek.

Dari penerbitan Obligasi kali ini, Kemenkeu menargetkan penjualan Rp 20 triliun. Namun demikian tidak menutup kemungkinan akan terjadi upsize, sebab pada penjualan ORI sebelumnya terjual sekitar Rp 27 triliun.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting menambahkan, instrumen investasi ini sangat diminati, karena sederhana, aman, dan cukup menguntungkan.

Namun selama ini investor masih didominasi oleh masyarakat dari Indonesia bagian barat di luar Daerah Khusus Ibukota (DKI) yang mencapai 48,21% dari total investasi investor. Sementara dari dalam DKI sendiri mencapai 40,21% dan sisanya 11,58% dari luar wilayah tersebut.

"Untuk itu akan ada pengembangan cakupan pengembangan dari 34 kota menjadi 39 kota, dan akan terus diningkatkan secara berkesinambungan," jelas Loto.

Melalui program ini, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risoko bersama 24 agen penjual juga mempunyai komitmen untuk melestarikan lingkungan dengan mengusung tema Investasi Aman Pesisir Nyaman di mana sebagian fee dari hasil penjualan dana CSR Agen Penjualan digunakan untuk melakukan rehabilitasi dan pemberdayaan hutan mengrove di pesisir pantai Indonesia. Dalam hal ini bekerjasma dengan Yayasan KEHATI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: