Wirausahawan serta investor diharapkan membangun ekosistem wirausaha lebih inklusif dalam Sankalp Southeast Asia Summit 2016 pada 25-26 Oktober 2016 di Jakarta.
"Pembangunan yang inklusif berasal dari bisnis yang memiliki dampak berkelanjutan yang memerlukan kolaborasi," ujar Direktur Asosiasi Intellecap sebagai inisiator Forum Sankalp, Priyank Tiwari kepada pers di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Ia menuturkan pertemuan itu bertujuan meningkatkan pengembangan ekosistem bisnis inklusif di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara seperti yang berhasil dilakukan di India dan AS.
Fokus kegiatan pertemuan itu, kata dia, adalah berbagi pengetahuan, modal, jaringan untuk kolaborasi, akses ke modal serta bimbingan untuk membantu pengembangan UKM.
"Ada beragam UKM baru yang memiliki potensi, tetapi terbatas pada pembiayaan. Di sinilah mereka akan bertemu investor global," ujar dia.
Selain itu, melalui pertemuan itu, diharapkan banyak ditemukan strategi-strategi baru yang memiliki nilai inovasi, investasi, dampak dan integrasi.
Tiwari menekankan dampak dari UKM terhadap peningkatan kondisi sosial merupakan hal yang menjadi perhatian pihaknya untuk mempromosikan kepada investor.
Sejauh ini, sudah sebanyak 500 peserta yang tercatat akan mengikuti kegiatan itu dan sekitar 25 persennya merupakan wirausaha dalam bidang "start up".
Sankalp Summit 2016 akan fokus pada sektor air, kesehatan, inklusi keuangan, pertanian serta pendidikan.
Sankalp Forum pertama diiniasi di India pada 2009 dan kini telah mendukung lebih dari 900 perusahaan dan inovator, lebih dari 400 investor, mentor dan penyedia dukungan bisnis di dunia.
Sebesar 120 juta dolar AS akses pembiayaan telah berhasil didapatkan melalui forum itu. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement
