Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Gandeng Repsol Produksi TDAE

Pertamina Gandeng Repsol Produksi TDAE Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan minyak asal Spanyol, Repsol, untuk membangun pabrik treated distillate aromatic extract (TDAE). Pabrik berkapasitas 60 ribu ton per tahun dengan investasi US$80 juta tersebut akan memproduksi bahan baku utama industri ban dan karet.

"Pabrik TDAE akan dibangun di area Refinary Unit (RU) IV Cilacap. Bahan baku TDAE ialah minarex yang diproduksi Kilang Cilacap yang telah memenuhi unsur ramah lingkungan," kata Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro di Jakarta, Kamis kemarin (29/9/2016).

Wianda menambahkan perjanjian kerja sama sudah ditandatangani pekan lalu. Selanjutnya akan dibentuk perusahaan gabungan yang sahamnya mayoritas dikuasai Pertamina. Pangsa pasar dari produk yang dihasilkan lebih menyasar wilayah Asia Tenggara.

"Market-nya kita harap bisa masuk ke Asia Tenggara," pungkas Wianda.

Demi meningkatkan eksistensinya di luar negeri khususnya di Aljazair, Pertamina menyepakati nota kesepahaman dengan Sonatrach. Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kesepahaman yang sudah dicapai keduanya pada 2012.

"Pertamina memiliki aspirasi penting untuk meningkatkan eksistensinya di luar negeri, termasuk di Aljazair. Penandatanganan nota kesepahaman ini akan menjadi landasan bersama antara Pertamina dan Sonatrach untuk terus tumbuh dan berkembang tidak hanya di Aljazair, melainkan juga melihat kesempatan dan peluang kerjasama di belahan dunia lainnya," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Dwi menambahkan bahwa melalui nota kesepahaman ini, Pertamina dan Sonatrach akan melakukan analisis dan evaluasi atas peluang ekplorasi produksi baik di Aljazair, Indonesia, dan negara lain. Pertamina dan Sonatrach juga memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek hulu, hilir, dan services migas di kedua negara.

Beberapa peluang kerjasama lainnya juga dijajaki, seperti pertukaran informasi industri gas alam dan turunannya, termasuk kerjasama di bidang LNG, bisnis minyak mentah, kondensat, petrokimia, LPG, dan optimasi pemasaran migas.

"Selain itu, kedua perusahaan juga dapat melakukan kerja sama riset dan pengembangan serta peningkatan kapabilitas dan pertukaran ahli," tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: