Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan di Bawah Dua Persen

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan di Bawah Dua Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan di Kuartal III-2016 akan berada di bawah dua persen dari Produk Domestik Bruto, atau turun dibanding kuartal II-2016, namun masih sejalan dengan tren periode sama yang terjadi di 2015.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Juda Agung di Jakarta, Kamis (20/10/2016), mengatakan menurunnya defisit transaksi berjalan karena berlanjutnya surplus neraca perdagangan yang dipicu membaiknya harga komoditas untuk ekspor dan longsornya impor non-migas.

Di kuartal III-2016, neraca perdagangan surplus 2,09 miliar dolar AS atau lebih baik dibandingkan surplus Kuartal II-2016 sebesar 1,92 miliar dolar AS.

Juda mengatakan membaiknya neraca transaksi berjalan juga akan menjadi pertimbangan penting untuk menentukan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter di dua bulan sisa tahun, setelah pada Oktober 2016 ini, bank sentral secara agresif menurukan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

"Faktor inflasi dan neraca transaksi berjalan kami lihat dari bulan ke bulan dan memungkinkan untuk melihat pelonggaran," kata dia, seraya menambahkan faktor lainnya adalah pertumbuhan kredit perbankan yang hingga Agustus masih tumbuh lambat di 6,8 persen (yoy).

Melihat laju transaksi berjalan sepanjang tahun, proyeksi penurunan defisit pada triwulan III ini juga sejalan dengan pencapaian pada triwulan II 2016 dimana defisit transaksi berjalan sebesar 2,0 persen dari PDB atau menurun dibanding triwulan I 2016 yang sebesar 2,2 persen dari PDB.

Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu atau 2015, defisit transaksi berjalan juga sudah di bawah dua persen dari PDB yakni sebesar 1,86 persen PDB atau 4 miliar dolar AS. Penyempitan defisit tersebut membaik dibandingkan periode sama pada 2014 yang sebesar 3,02 persen dari PDB.

Juda mengatakan penurunan defisit transaksi berjalan juga akan menopang keyakinan surplus neraca pembayaran Indonesia. Komponen lain selain transaksi berjalan di neraca pembayaran, yakni aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia hingga September 2016 sudah mencapai 12,1 miliar dolar AS atau lebih tinggi dari keseluruhan tahun 2015. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: