Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Terus Dorong Pendalaman Pasar Keuangan Syariah

BI Terus Dorong Pendalaman Pasar Keuangan Syariah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong pendalaman pasar keuangan syariah di Indonesia. Bank sentral mengakui secara volume pertumbuhan pasar keuangan syariah masih kalah jauh bila dibandingkan pasar keuangan konvensional.

"Pasar uang syariah volume transaksinya masih jauh tertinggal. Paling tinggi volumenya Rp1 triliun, normalnya Rp600-800 miliar. Tapi kalau pasar uang konvensional bisa di atas Rp10-15 triliun," ujar analis Senior Departemen Ekonomi Dan Keuangan Syariah Rifki Ismal di Gedung BI, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Selain itu, variasi produk dan instrumen pasar uang syariah juga terbilang masih minim. Rifki mengatakan instrumen yang paling banyak digunakan baru sebatas Sertifikat Investasi Mudarobah Antarbank (SIMA).

"Padahal BI telah terbitkan Sertifikat Perdagangan Komoditi berdasarkan prinsip syariah antarbank (SIKA), tapi kurang diminati. Yang paling banyak SIMA," terang Rifki.

Oleh sebab itu, untuk menggenjot pendalaman pasar uang syariah BI telah mengeluarkan berbagai ketentuan, misalnya saja penerbitan aturan transaksi Repo (repurchase agreement) Syariah yang dikeluarkan tahun lalu.

"Jadi, bank-bank yang butuh likuiditas jual sukuk pemerintah atau korporasi ke bank yang surplus likuiditas. Uangnya untuk penuhi likuiditas, tapi surat berharga yang dijual harus dibeli lagi dengan mua'adah, saling janji," tuturnya.

Kemudian untuk mendukung transaksi REPO Syariah BI juga menerbitkan Mini MRA syariah. Lalu hedging syariah untuk dukung pembiayaan haji karena ratusan triliun dolar AS biaya haji berpotensi menimbulkan missmatch currency bila ditukar dalam bentuk rupiah.

"Yang sekarang kita sedang siapkan, rumuskan dalam waktu dekat aturan negotiable certificate deposit (NCD) berdasarkan prinsip syariah. Sekarang mulai banyak diterbitkan bank-bank syariah untuk pendalaman pasar," tandas Rifki.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: