Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menhub: 'Dwelling Time' Belawan-Perak Sudah Turun

Menhub: 'Dwelling Time' Belawan-Perak Sudah Turun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, waktu pengeluaran barang (dwelling time) di Pelabuhan Belawan, Medan dan Tanjung Perak, Surabaya sudah turun menjadi kurang dari empat hari.

"Beberapa waktu lalu 'dwelling time' di Belawan Medan sudah kurang dari empat hari, demikian juga dengan Tanjung Perak Surabaya," kata Menhub saat peluncuran Buku 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Akselerasi Mewujudkan Indonesia Sentris di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Ia menyebutkan, "dwelling time" di Belawan dan Perak sudah mendekati Tanjung Priok, Jakarta yang mencapai sekitar tiga hari.

"Waktu itu di Medan mencapai enam hari karena banyak izin ekspor harus ditandatangani eselon I berbagai kementerian dan tidak 'online'," kata Budi.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kapolri untuk menindak dan menangkap kemungkinan adanya pelaku praktik pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara terkait dengan masih lamanya "dwelling time" di pelabuhan itu.

"Saya perintahkan kepada Kapolri, pelaku-pelaku pungli ditangkap, 'enggak' ada toleransi lagi, kalau tidak, akan seperti ini terus," kata Presiden Jokowi kepada wartawan setelah Peresmian Pengoperasian Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, September 2016.

Presiden mengatakan di Pelabuhan Belawan, "dwelling time" masih mencapai tujuh hari karena masih ada praktik-praktik pungli yang tidak diinginkan.

Padahal, ia menegaskan penetapan "dwelling time" yang lebih singkat tidak semata berlaku di Tanjung Priok tapi untuk semua pelabuhan termasuk Tanjung Perak, Jawa Timur; Tanjung Emas, Jawa Tengah; Belawan, hingga Soekarno-Hatta, Makasar.

"Laporan yang saya terima yang sudah cukup baik di Tanjung Priok dan Makasar, yang lain masih belum," katanya saat itu.

Presiden menegaskan tidak akan memberikan toleransi apapun kepada para pelaku pungli di lapangan.

"Kita tangkap saja kalau ada yang masih main-main seperti itu, tidak ada perintah lain," katanya.

Presiden sendiri menargetkan "dwelling time" bisa mencapai angka dua hari sebagaimana sejak dua tahun lalu ia sampaikan.

Meski di Tanjung Priok diakuinya sudah semakin membaik, ia menegaskan semua pelabuhan harus menuju ke target angka dua tersebut.

Peluncuran Buku Buku 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Akselerasi Mewujudkan Indonesia Sentris disusun oleh Tim Website PresidenRI.go.id Kantor Staf Kepresidenan.

Judul tersebut dipilih karena jika pada tahun pertama adalah pembangunan pondasi, maka fokus tahun kedua adalah akselerasi atau percepatan.

Deputi IV Kepala Kantor Staf Kepresidenan Eko Sulistyo selaku penggagas buku setebal 476 halaman itu mengatakan tahun kedua pemerintahan Jokowi merupakan pekerjaan membangun pondasi ekonomi, mempercepat pembangunan demi memenuhi janji kesejahteraan.

Menurut Eko, Presiden Jokowi serius membangun Indonesia dari pinggiran, dari pulau-pulau terluar, dari daerah perbatasan dan dari kawasan Indonesia Timur, terutama Papua yang bisa dikatakan masih sebatas menikmati Indonesia dalam makna NKRI belaku tapi belum menikmati dalam makna keadilan dan kesejahteraan.

"Dengan Indonesia sentris Presiden Jokowi ingin menyatakan bahwa Indonesia bukanlah sebuah persatuan yang abstrak tapi betul-betul nyata dapat dinikmati," kata Eko.

Buku setebal 476 halaman itu dilengkapi puluhan foto kerja nyata Presiden Jokowi saat "blusukan" ke bebagai daerah Nusantara. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: