Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Wine Global Merosot Tajam di Tahun 2016

Oleh: ,

Produksi Wine Global Merosot Tajam di Tahun 2016 Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produksi anggur (wine) di seluruh dunia diperkirakan jatuh ke titik terendah dalam empat tahun di 2016, setelah cuaca buruk yang mengganggu produksi di beberapa negara.

Mengutip laman BBC di Jakarta, Minggu (23/10/2016), Organisasi Wine dan Anggur Internasional (OIV) memperkirakan produksi tahun ini mencapai 259,5 juta hektoliter, turun 5 persen dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2015. Penurunan tersebut termasuk yang paling parah sejak tahun 2000. Kendati demikian, hal tersebut tidak akan mempengaruhi harga di toko-toko.

"Beberapa ketegangan terkait harga bisa muncul di beberapa wilayah geografis yang terkena dampak (cuaca buruk). Namun seringkali produsen dan industri anggur menjaga stok anggur untuk menanggapi risiko tersebut," kata seorang juru bicara OIV.

Di Eropa, OIV mengatakan bahwa Italia akan menjadi produsen anggur terkemuka di dunia, meski produksi diperkirakan turun 2 persen menjadi 48,8 juta hektoliter. Diikuti oleh Prancis dan Spanyol, masing-masing pada 41,9 juta hektoliter dan 37,8 juta hektoliter.

Di Amerika Selatan, produksi dari tiga produsen utama, Argentina, Chili, dan Brasil, menurun akibat peristiwa iklim.

Akibatnya, Argentina mengalami penurunan tajam dengan produksi 8,8 juta hektoliter, atau 35 persen lebih rendah dari 2015. Sementara, produksi anggur di Chili tahun ini diperkirakan jatuh menjadi 10,1 juta hektoliter, atau 21 persen lebih rendah dari tahun 2015, dan yang terparah adalah produksi Brasil yang jatuh menjadi 1,4 juta hektoliter pada 2016, atau penurunan 50 persen dibandingkan tahun 2015.

Sementara itu, Afrika Selatan, dengan produksi 9,1 juta hektoliter, melihat tingkat produksinya pada 2016 menurun sebesar 19 persen dari tahun 2015.

Sebagai produsen anggur terbesar keempat tahun ini, produksi di Amerika Serikat diperkirakan mencapai tingkat rekor baru pada 2016, dengan pertumuhan sebesar 2 persen menjadi 22,5 juta hektoliter. Sementara produksi Australia diperkirakan naik lima persen menjadi 12,5 juta hektoliter, dibandingkan dengan tahun 2015. Sedangkan Selandia Baru diperkrakan melonjak hingga 34 persen.

China, sebagai pasar anggur utama dunia yang baru, mempertahankan tingkat produksi sebesar 11,5 juta hektoliter pada 2016, mengamankan tempatnya sebagai penghasil anggur terbesar keenam di dunia, kata OIV.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: