Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Komoditas di Sumut Sulit Dikendalikan

Harga Komoditas di Sumut Sulit Dikendalikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Masalah mahalnya harga komoditas khususnya harga cabai di Sumatera Utara (Sumut) akhir-akhir ini terletak pada sisi persediaan yang memicu terjadinya lonjakan harga.

Masalah mendasar adalah?suplai barang yang mengandalkan muatan lokal membuat sejumlah harga barang sulit dikendalikan saat terjadi gangguan di luar dugaan seperti kondisi cuaca yang kurang begitu bersahabat. Seperi diketahui, harga cabai merah di Medan masih terpantau di angka?Rp72 ribu perkilogram.

Ekonom Sumut Gunawan Benjamin mengatakan bila permintaan tetap sementara persediaan mengalami gangguan maka?sudah pasti terjadi?kenaikan harga. Ia mengatakan harga yang berlaku di masyarakat saat ini menunjukkan harga pangan di Sumut belum elastis terhadap perubahan persediaan.

"Yang kita harapkan adalah adanya kebijakan untuk membuat harga yang berlaku di Sumut itu bergerak elastis menyesuaikan sisi persediaan," katanya di Medan, Selasa (25/10/2016).

Dikatakannya, Sumut belum memiliki manajemen pasokan pangan termasuk manajemen risiko manakala dibutuhkan sejumlah upaya memitigasi potensi?lonjakan harga dari memburuknya sisi persediaan tersebut.

"Yang harus disadari adalah dari tiga provinsi yang berdekatan dengan Sumut, seperti Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Sumut mengonsumsi kebutuhan pangan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya tersebut sehingga seharusnya Sumut memiliki lumbung pangan yang besar yang bisa digunakan untuk menstabilkan harga," ujarnya.

Ia mengatakan lumbung itu berupa gudang (cold storage) yang bisa menyimpan atau menimbun bahan pangan dalam jumlah yang besar saat gangguan pasokan terjadi, baik itu yang diakibatkan oleh kapasitas produksi yang tidak mumpuni atau dikarenakan oleh masalah gangguan distribusi. Ia menegaskan?lumbung menjadi jalan keluar untuk mengatasinya.

"Seharusnya keempat kepala daerah provinsi ini melakukan pertemuan untuk menyelesaikan masalah pangan tersebut. Perlu dibentuk semacam pola-pola khusus baik itu pola tanam, pola distribusi, yang nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan di daerah masing-masing," katanya.

Tidak seperti yang terjadi saat ini, tegasnya, Sumut?kerap menanggung beban yang besar manakala Riau mengalami gangguan pasokan pangan.

"Sumut seharusnya bisa menjadi motor untuk mengendalikan pasar itu sendiri. Ketidakpastian seperti ini hanya menimbulkan ketidakpastian. Harga bergerak liar dan kita selalu berkaca kepada apa yang terjadi di hilir, yakni mengeluhkan jika terjadi kenaikan harga yang signifikan. Namun minim untuk membangun sisi hulu dan manajemen distribusinya. Selama ini tidak terbentuk, selama itu pula kita Sumut masih akan berhadapan dengan ketidakpastian harga. Padahal yang namanya konsumen dan petani itu membutuhkan stabilitas harga," pungkasnya

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: