Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyaluran Kredit BCA Diprediksikan Hanya Tumbuh 6% Tahun Ini

Penyaluran Kredit BCA Diprediksikan Hanya Tumbuh 6% Tahun Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan adanya peningkatan rasio kredit masalah (nonperforming loan/NPL) perseroan. Hingga akhir September 2016 NPL perseroan tercatat sebesar 1,5 persen naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan NPL di September 2015 yang berada di level 0,7 persen.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun ini BCA membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp3,1 triliun untuk mempertahankan kecukupan kerugian nilai aset keuangan sehingga rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201 persen.

"Di sisi likuiditas dan basis permodalan kami mempertahankan posisi yang solid dengan rasio kredit terhadap pendanaan (loan funding ratio/LFR) mencapai 77,3 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 21,5 persen," katanya di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Memang, pada kuartal ketiga ini kredit perseroan mencapai Rp386,1 triliun tumbuh 5,8 persen dari penyaluran kredit di periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Ia mengungkapkan kredit konsumer mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen yoy menjadi Rp106,4 triliun di mana dalam portfolio kredit konsumer ada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 7,3 persen yoy menjadi Rp62,2 triliun; kredit kendaraan bermotor (KKB) meningkat 9,5 persen menjadi Rp 34,6 triliun; dan kredit kartu kredit naik 8,6 persen menjadi Rp9,7 triliun.

"Sedangkan kredit korporasi mencapai Rp133,3 triliun, naik 5,7 persen dibandingkan posisi yang sama tahun 2015, sementara kredit komersial dan UKM tercatat sebesar Rp146,5 triliun meningkat 4,4 persen yoy," ungkapnya.

Hingga akhir September 2016 NPL perseroan tercatat sebesar 1,5 persen naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan NPL di September 2015 yang berada di level 0,7 persen. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, BCA membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp 3,1 triliun untuk mempertahankan kecukupan kerugian nilai aset keuangan, sehingga rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201 persen.

"Di sisi likuiditas, dan basis permodalan, kami mempertahankan posisi yang solid dengan rasio kredit terhadap pendanaan (loan funding ratio/LFR) mencapai 77,3 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 21,5 persen," ungkapnya.

Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,7 persen menjadi Rp 493,1 triliun pada akhir September 2016. Hasil tersebut ditopang oleh pertumbuhan giro dan tabubgan (casa) yang berkontribusi sebesar 78,2 persen terhadap total dana.

Dana CASA tumbuh Rp31,7 triliun atau 8,9 persen yoy menjadi Rp385,4 triliun pada akhir Sepember 2016). Di dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp 126,2 triliun, sedangkan dana tabungan meningkat 8,4 persen yoy menjadi Rp259,2 triliun. Dana deposito perseroan stabil di angka Rp107,7 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: