Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Berencana Terbitkan Obligasi Rp7 Triliun

BRI Berencana Terbitkan Obligasi Rp7 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan menerbitkan surat utang atau obligasi berkelanjutan II tahap I tahun 2016 senilai Rp7 triliun untuk diversifikasi sumber pendanaan guna mendukung bisnis kredit.

"Penerbitan obligasi itu bertujuan untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dalam mendukung pengembangan bisnis perseroan melalui penyaluran kredit secara ekspansif," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Ia menambahkan bahwa dengan tren tingkat suku bunga saat ini yang cenderung menurun maka investasi dalam obligasi ini juga layak untuk dipertimbangkan investor. Jika dibandingkan dengan obligasi milik pemerintah, obligasi yang ditawarkan BRI memiliki imbal hasil yang lebih menarik.

Ia mengemukakan bahwa obligasi berkelanjutan II Bank BRI tahap I itu diterbitkan dalam lima seri, yaitu seri A dengan tenor 370 hari dengan indikasi bunga di kisaran 6,5-7,25 persen, seri B bertenor 3 tahun (7,25-8 persen), seri C bertenor 5 tahun (7,5-8,25 persen), seri D bertenor 7 tahun (8-8,75 persen), dan seri E dengan tenor 10 tahun (8,15-8,9 persen).

Sementara itu, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Bahana Securities, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities. Obligasi yang ditawarkan itu mendapat peringkat idAAA (triple A) dari lembaga pemeringkat Pefindo.

Terkait kinerja kredit BRI sepanjang triwulan III 2016, Haru Koesmahargyo mengemukakan, total yang sudah disalurkan oleh BRI mencapai Rp603,5 triliun atau tumbuh sebesar 16,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen kredit," katanya.

Ia memaparkan untuk kredit mikro yang selama ini menjadi "core bussiness" BRI, mencatatkan pertumbuhan sebesar 20,3 persen menjadi Rp204,8 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp170,2 triliun, dengan jumlah nasabah yang juga tumbuh secara signifikan, yakni dari 7,6 juta nasabah menjadi 8,6 juta nasabah.

Jika dijumlahkan dengan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) maka kredit yang disalurkan mencapai Rp435,1 triliun atau tumbuh sebesar 14,8 persen "year on year", dengan komposisi penyaluran kredit ke segmen itu sebesar 72 persen dari seluruh penyaluran kredit. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: