Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perbankan Syariah Ritel Indonesia yang Terbesar di Dunia

Perbankan Syariah Ritel Indonesia yang Terbesar di Dunia Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Surabaya -

Bank Indonesia (BI) menyebut perbankan syariah di Indonesia merupakan perbankan syariah ritel terbesar terbesar di dunia. Hal itu bisa dilihat jumlah nasabahnya di Indonesia.

"Dengan memiliki lebih dari 18 juta nasabah dan lebih dari 4.500 cabang pada tahun 2015, perbankan syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/10/2016).

Namun sayangnya, perkembangan perbankan syariah di Indonesia sedikit mengalami penurunan akibat perlambatan ekonomi yang juga menghantam pertumbuhan keuangan syariah dan konvensional.

"Terutama di 2012-2015, di mana pertumbuhan perbankan syariah mencapai level terendah 8,8 persen per tahun pada tahun 2015, dibandingkan dengan 9,2 persen per tahun dari keuangan konvensional," sebutnya.

Pada bulan Juli 2016 pertumbuhan perbankan syariah telah kembali pulih mencapai 12 persen (yoy), sementara keuangan konvensional masih menunjukkan tren menurun mencapai 7,2 persen (yoy). Sementara itu, pangsa perbankan syariah tetap stagnan di 4,8 persen.

Sama seperti perbankan syariah, perkembangan sukuk di Indonesia juga menunjukkan tren sedikit menurun. Pada tahun 2009-2014 sukuk korporasi mengalami penurunan sementara pada 2011-2014 sukuk pemerintah yang mengalami penurunan pertumbuhan.

"Namun, pertumbuhan sukuk telah kembali pulih ke 39,4 persen pada 2015 dan 29,8 persen pada bulan Juli 2016 untuk sukuk korporasi, serta 39,7 persen pada tahun 2015 dan 36,28 persen pada bulan Juli 2016 untuk sukuk pemerintah. Pangsa sukuk Juli 2016 telah mencapai 3,8 persen untuk sukuk korporasi dan 15,6 persen untuk sukuk pemerintah," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: