Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Gandeng Avalis Potong Rantai Distribusi Cabai

Kementan Gandeng Avalis Potong Rantai Distribusi Cabai Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian siap menggandeng "avalis" atau "champion" dari kalangan pengusaha sebagai salah satu upaya memotong rantai distribusi cabai yang dinilai terlalu panjang sehingga menyebabkan harga komoditas tersebut melambung di pasaran.

Sekretaris Ditjen Hortikultura Yazid Taufik di sela kunjungan media di sentra produksi cabai Kabupaten Magelang dan Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2016), menyatakan dari sisi hulu atau produksi, pihaknya telah melakukan manajemen pola tanam untuk menjaga stabilisasi harga.

"Baik lokasi tanam dan berapa luasannya sudah terdata dengan baik. Hingga kini setidaknya sudah 18 provinsi sentra cabai dan bawang yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.

Namun demikian, menurut dia, kemampuan berproduksi di tiap daerah tersebut tidak dapat langsung menekan melambungnya harga di tingkat konsumen.

Setidaknya, tambahnya, ada sembilan mata rantai yang ikut mengambil keuntungan dalam perdagangan komoditas cabai yakni mulai dari tingkat produksi hingga ke tangan konsumen.

Yazid mencontohkan, saat ini harga cabai di PD Pasar Jaya bervariatif mulai dari Rp28.000- Rp70.000/kg, padahal dari petani sampai di Jakarta untuk cabai rawit hanya Rp15.000/kg dan cabai keriting Rp22.000/kg.

Menurut dia, jika harga di tingkat petani Rp15.000/kg maka sampai di tingkat retail seharusnya maksimal hanya Rp40.000, bahkan Rp28.000 sudah optimal.

Oleh karena itu, menurut dia, dari sisi hilir atau pemasaran, pemerintah membuka kesempatan pelaku usaha menjadi avalis atau champion pemasaran produk hasil petani, guna menjaga stabilitas harga cabai tersebut.

"Mereka, champion atau avalis, akan memasok secara langsung ke Jakarta dengan harga yang sudah ditentukan," katanya.

Dia menambahkan untuk menjadi avalis antara lain harus memiliki kemampuan menguasai pasar pada sisi hilir dan menguasai kelompok tani di sisi hulu, sehingga perannya menjadi jembatan antara market (pasar) dengan produsen petani hortikultura. Hingga saat ini ada 10 avalis untuk cabai-bawang.

"Sengaja kita gandeng avalis ini karena sudah memiliki modal, juga sebagai petani dan memiliki (jejaring) kelompok petani untuk bisa memasok kepada channel berikutnya," ujarnya.

Yazid mengungkapkan, saat ini, avalis mampu memasok setidaknya 8-10 ton/hari cabai dan bawang merah dari petani-petani di daerah, namun ke depan, pihaknya menargetkan sekitar 30 ton/hari, apalagi pemerintah memberikan pembinaan langsung kepada kelompok tani.

Dia menambahkan avalis bisa melakukan intensifikasi tanam atau memperluas anggota kelompok tani binaannya agar mencapai target pasokan tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: