Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Nilai Literasi Keuangan Indonesia Masih Kalah dengan Malaysia

OJK Nilai Literasi Keuangan Indonesia Masih Kalah dengan Malaysia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengungkapkan tingkat pemahaman dan keyakinan masyarakat Indonesia terhadap lembaga jasa keuangan masih jauh di bawah Malaysia dan Singapura.

"Survei terakhir OJK menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia baru sebesar 21,48 persen dari Malaysia dan Singapura yang sudah masing - masing 65 dan 98 persen," kata Kepala OJK Regional 5, Sumatera bagian utara (Sumbagut), Lukdir Gultom di Medan, Kamis (27/10/2016).

Dia mengatakan dalam acara Gerakan Inklusi Keuangan dan Pasar Keuangan Rakyat .

Lukdir menyebutkan, OJK sendiri melakukan survei tingkat literasi keuangan tersebut kepada 8.000 responden di 20 provinsi berbeda.

Survei itu juga untuk mengetahui peluang dan hambatan lembaga jasa keuangan dalam mengembangkan produk dan layanan di Indonesia.

"Masih rendahnya literasi keuangan mengharuskan sektor jasa keuangan harus bekerja lebih keras," katanya.

Untuk itu, ujar Lukdir, OJK terus mengadakan sejumlah program inklusi keuangan mulai simpanan pelajar (simpel), laku pandai, asuransi mikro, laku mikro, reksadana mikro dan program lainnya.

Pelaksanaan program tersebut sejalan dengan strategi nasional keuangan inklusif (SNKI) yang tertuang dalam Perpres No.82 tahun 2016.

SNKI sendiri merupakan strategi nasional dalam rangka mendorong percepatan ekonomi, penggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan antarindividu dan antardaerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya diwujudkan dengan partisipasi seluruh pemangku kepentingan di sektor lembaga jasa keuangan.

Dalam SNKI tersebut, katanya, memuat indikator keberhasilan peningkatan inklusi keuangan berupa peningkatan akses keuangan yang pada 2014 lalu baru mencapai 36 persen.

"Pemerintah menargetkan, pada 2019 mendatang indek inklusi keuangan ditargetkan bisa mencapai 75 persen sehingga akses masyakat kepada lembaga keuangan bisa semakin mudah dan relatif lebih murah," katanya.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Medan, Qamarul Fattah, menambahkan, indeks literasi keuangan termasuk indeks ulititas yang masih rendah tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pelaku usaha di sektor itu dalam mewujudkan percepatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"Peningkatan literasi keuangan merupakan tanggung jawab semua. Khususnya pelaku usaha di sekor itu terus melakukan ekspansi hingga ke daerah-daerah yang belum terjangkau agar bisa membantu meningkatkan pemahaman dan keyakinan masyarakat," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: