Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BEI Dorong Emiten 'Dual Listing' di Bursa AS

BEI Dorong Emiten 'Dual Listing' di Bursa AS Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan tercatat atau emiten domestik untuk melakukan pencatatan saham ganda (dual listing) di bursa Amerika Serikat (AS) untuk memperluas basis investor.

"Bursa bisa saja egois menahan emiten bagus dan unik untuk tidak 'dual listing'. Tetapi kalau emiten 'dual listing' di sana (AS), maka investor yang belum masuk ke Indonesia bisa berinvestasi pada saham-saham di dalam negeri," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (28/10/2016).

Untuk beberapa alasan, ia mengemukakan bahwa sebagian investor institusi besar di Amerika Serikat memang belum semuanya bisa menempatkan dananya di negara berkembang seperti Indonesia, kalau pun masuk jumlahnya juga tidak terlalu besar.

"Pada akhirnya nanti seperti dipancing, institusi di AS akan melirik pasar Indonesia dan emiten yang lain. Seraya berdoa, semoga lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) bisa percaya dan menaikkan peringkat Indonesia ke level 'invement grade'," katanya.

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Tito Sulistio menyampaikan bahwa pihaknya menawarkan tingkat imbal hasil yang menjanjikan di pasar saham domestik.

"Bersyukur, investor Amerika Serikat ternyata sangat yakin pada masa depan dan 'return' yang baik dari emiten di BEI," katanya.

Menurut dia, keyakinan itu seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia akan berjalan sesuai harapan, salah satunya amnesti pajak.

"Pasar di AS percaya pemerintah Indonesia akan serius memperbaiki tata kelola bukan hanya mengenai fiskal tetapi pemerintahan yang bersih," katanya.

Sementara itu tercatat, berdasarkan data BEI sejak awal tahun hingga 27 Oktober 2016 ini (year to date), indeks harga saham gabungan (IHSG) membukukan pertumbuhan sebesar 17,94 persen menjadi 5.416,84.

Persentase pertumbuhan IHSG itu masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan bursa-bursa utama dunia seperti Thailand tumbuh 16,47 persen, Inggris (11,14 persen), Filipina (7,09 persen), India (6,55 persen), dan Amerika Serikat (Dow Jones) tumbuh 3,38 persen.

Beberapa bursa saham yang mencatatkan hasil negatif diantaranya bursa saham Tiongkok turun 12,6 persen, indeks Nikkei Jepang (8,92 persen), indeks Starits Times Singapura (1.87 persen), dan bursa saham Malaysia turun 1,39 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: