Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Workshop Bekraf Bentuk Ekosistem Desa Kreatif

Workshop Bekraf Bentuk Ekosistem Desa Kreatif Kredit Foto: Infopublik.id
Warta Ekonomi, Batang -

Badan Ekonomi Kreatif menggelar workshop dalam rangka pembentukan ekosistem desa kreatif di Kabupaten Batang Jawa Tengah. Untuk sesi terakhir 1-4 November 2016 Bekraf fokus pada batik dan fesyen. Sebelumnya di Maumere Kabupaten Sikka dengan fokus kain tenun ikat sudah selesai dilaksanakan.


Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fisik Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Selliane Halia Ishak menjelaskan dipilihnya batik dan fashion dalam pembentukan desa kreatif di Batang, lantaran daerah ini memiliki desain yang khas dan tidak ditemukan di daerah lainnya Desain yang dimaksud adalah batik Tiga Negeri dan Rifaiyah.

Khusus untuk batik Rifaiyah, saat ini hanya ada tujuh orang yang menguasai pembuatan batik klasik khas Batang tersebut, dan semuanya sudah berusia lanjut. Dengan kegiatan ini diharapkan kemampuan membuat desain batik klasik itu bisa dilestarikan kepada para pebatik muda.

Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan muncul ide kreatif dari para perajin batik untuk mengembangkan desain kontemporer, serta paduan antara kontemporer dan klasik. Peserta juga diajari teknik pewarnaan alami untuk batik hingga membuat desain fesyen untuk menjawab perkembangan pasar.

Dijelaskan Selliane, Bekraf ingin memotivasi para perajin yang lebih muda untuk melestarikan dan mengembangkan desain batik, baik untuk mereka pakai sendiri maupun yang bernilai ekonomis untuk dijual. Pelatihan pada pekan ini adalah yang terakhir dari rangkaian yang telah dilaksanakan tiga bulan sebelumnya.

Batik Rifaiyah merupakan desain batik khas yang ditemukan di Batang, yang berkembang karena mengadopsi ajaran ulama setempat. Salah satu cirinya adalah menampilkan mozaik binatang yang tidak tergambarkan secara utuh.

Sementara itu, peneliti batik, William Kwan mengungkapkan desain batik yang ada di Batang adalah desain klasik yang bisa dijumpai pada abad ke-19. Saat wilayah-wilayah lain mulai meninggalkan desain klasik tersebut, hanya perajin di Batang yang tetap setia mempertahankannya.

Di sisi lain, melalui pelatihan yang digelar Bekraf, sangat terbuka bagi perajin batik di wilayah Batang untuk meningkatkan skala bisnisnya. Ketika anak-anak muda di Batang lebih tertarik bekerja di industri tekstil ketimbang mengembangkan batik, pelatihan ini bisa membuka pemahaman mengenai potensi ekonomi yang sebenarnya bisa dikembangkan dari batik.

?Ini pelatihannya sangat komplit, dan tergantung bagaimana para peserta mengembangkan ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan ini,? kata William.

Kegiatan pelatihan yang digelar Bekraf ini diikuti oleh 40 peserta, yang seluruhnya adalah perajin batik pemula. Dalam pelatihan tersebut, Bekraf menggandeng desainer Denny Khosuma sebagai mentor bagi para peserta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Leli Nurhidayah
Editor: Leli Nurhidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: