Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bottom of Pyramid

Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagian dari tugas saya sebagai researcher adalah mengamati. Jadi, jika weekdays sudah sibuk dengan statistik dan presentasi maka alangkah baiknya jika weekend diisi dengan sedikit reality check.

Kunjungan singkat ke Stasiun Tangerang kembali mengingatkan saya alasan klien kami bersikeras menjual biskuit seharga Rp1.000 (tidak boleh Rp1.100 atau Rp1.200) karena angka Rp1.000 adalah batasan psikologis untuk sebuah produk dianggap affordable. Amazing, but true!

Setahun lebih menangani elpiji Pertamina, it is an undeniable truth bahwa 80% dari volume masih merupakan produk subsidi (produk hijau 3kg). Saya mahfum, tetapi saya sungguh tidak dapat memahami mengapa kita yang punya smartphone dan kamera puluhan juta masih ikut menggunakan produk yang ditujukan untuk kaum papa.

Marketer boleh berpikir bahwa orang-orang ini adalah target market yang jumlahnya besar, tetapi selayaknya kita juga harus mau peduli bagaimana menyediakan produk yang pantas bagi mereka dan lebih jauh lagi mengangkat taraf kehidupannya. Think big, act small.

Penulis: Alex Mulya, CEO Axia World Indonesia, Marketing Research & Consultancy

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: