Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ICMI: Umat Islam Indonesia Harus Jaga Keutuhan Indonesia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menegaskan sikapnya terkait konflik yang terjadi di Tanjung Balai baru-baru ini, yakni agar umat Islam di Indonesia harus berupaya keras menjaga keutuhan Indonesia agar tidak terpecah belah akibat isu gesekan antar agama.

"Sikap toleransi beragama dalam kehidupan bangsa dan negara sangat diperlukan karena itu adalah sebuah keniscayaan yang membentuk Indonesia menjadi satu negara yang utuh yang harus tetap dipelihara," demikian dikatakan Sekretaris Jenderal ICMI, Dr. Muhammad Ja'far Hafsah, pada Jumat (5 Agustus 2016) di Jakarta.

Menurut Ja'far, kerusuhan rasial yang terjadi di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, disinyalir olehnya merupakan ulah oknum yang ingin terjadi gesekan antar agama di Indonesia.

"Banyak pihak yang tak senang dengan terjadinya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dengan berbagai cara salah satunya isu gesekan antar agama selalu dihembuskan agar terjadi konflik antar beragama, antar adat dan antar komponen di Indonesia," kata Jafar Hafsah.

Sehingga, lanjut Jafar Hafsah , beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba langsung atau tidak langsung memunculkan kondisi yang kurang kondusif untuk toleransi dan kehidupan bersama ini termasuk di Tanjung Balai beberapa waktu lalu.

 "Selain itu juga adanya pengaruh kelompok-kelompok tertentu di dunia internasional dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatnya sekarang ini," kata Jafar.

Karena itu, Sekjen ICMI itu mengharapkan, agar setiap orang harus benar-benar memantapkan toleransi beragamanya. "Yang mayoritas harus mengerti bahwa ada minoritas yang harus dilindungi, tetapi minoritas itu juga harus sungguh-sungguh memahami dasar suatu agama dan menghormatinya," tegas Jafar.

Menurutnya, terkait dengan peristiwa di Tanjung Balai itu adalah salah satu tindakan yang dibuat oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat terjadi gesekan antar umat beragama.

Ia juga meminta kepada pihak kopolisian untuk sungguh-sungguh dalam memahami akar permasalahanya dan saat melakukan proses penyelesaiannya dan mendamaikan harus bersifat adil.

"jika yang melakukan pelanggar melakukan tindakan pidana berupa merusak dan lain-lain itu memang berlaku hukum umum. Tetapi semuanya itu dilakukan dengan sebijaksana mungkin, jangan sampai memicu perselisihan baru," katanya.

Ia juga mengharapkan kepada media untuk proporsional dan adil dalam memberikan pemberitaan.

 "Jangan justru tambah memicu. gunanya media itu menenangkan, untuk meredam bukan saja perselisihan begini tapi meredam kejelekan menjadi menjinakan yang liar," katanya.

 Begitu juga dengan para pengguna media sosial (medsos), mereka adalah penulis dan menjadi redakturnya diri sendiri, itu juga sama saja prosesnya harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum menulis atau mengungkap ide.

 "Jangan terpengaruh dan jangan terpancing dan harus mencerna informasi secara proposional juga. karena yang rugi adalah rakyat, sebab segala perselisihan dan gesekan itu akibatnya adalah menimbulkan luka, baik luka dihati dan fisik yang bisa memunculkan dendam kesumat yang bisa meledak suatu saat," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: