Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perdamaian Kawasan Faktor Penting Pertumbuhan Ekonomi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menyatakan menjaga kedamaian, kestabilan, dan keamanan sebagai faktor yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu kawasan.

Pernyataan itu disampaikan Presiden untuk menanggapi sambutan Presiden Republik Korea Park Geun-hye dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Republik Korea Ke-18 di National Convention Centre, Vientiane, Republik Demokrasi Rakyat Laos, Rabu (7/9/2016).

Siaran pers Biro Istana Jakarta menyebutkan mengingat kondisi di Semenanjung Korea yang saat ini dinilai sangat memprihatinkan, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya sikap toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai antarnegara.

"Saya menekankan pentingnya untuk menahan diri dan tidak melakukan provokasi. Saya menekankan agar Korea Utara menghormati semua resolusi Dewan Keamanan PBB terkait proses denuklirisasi di Semenanjung Korea," tegasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, kawasan Semananjung Korea kembali tegang setelah Korea Utara menembakkan tiga peleuru kendali ke arah laut dari pantai timur pada Senin(5/9) demikian pihak militer Korea Selatan menyatakan.

Aksi tersebut dilakukan di tengah pertemuan para pemimpin puncak negara-negara anggota G20 di China, yang merupakan sekutu diplomatik utama Pyongyang.

Ketiga rudal itu ditembakkan dari sebuah daerah di selatan ibu kota pada sore hari waktu setempat dan terbang sekitar 1.000 km dan mencapai zona identifikasi pertahanan Jepang, demikian keterangan Kantor Kepala Staf Angkatan Bersenjata Korea Selatan.

"Kami masih menganalisis semua rincian, namun ini adalah ancaman besar bagi kemanan negara kami. Kami menyatakan keprihatinan," kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam pernyataan tertulis.

Peluncuran rudal pada Senin merupakan yang terbaru dari rangkaian peluncuran oleh Korea Utara pada tahun ini. Tindakan tersebut melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang semua aktivitas rudal kendali oleh Pyongyang.

Korea Utara menolak larangan tersebut karena dinilai sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional untuk mengembangkan program luar angkasa dan pertahanan diri.

Tidak lama setelah peluncuran tersebut, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu di sela-sela G20.

Mereka sepakat untuk bersama-sama memantau situasi, demikian pernyataan dari Jepang.

Pihak militer Korea Selatan menduga bahwa rudal tersebut berjenis Rudong dengan jarak jangkau menengah. Mereka menunding aksi tersebut sebagai pamer kekuatan yang sengaja dilakukan bertepatan dengan pertemuan G20. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: