Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada, Kata Psikiater Orang Malas Mudah Depresi

Waspada, Kata Psikiater Orang Malas Mudah Depresi Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Eka Viora mengatakan sikap malas melakukan segala sesuatu dapat menjadi petanda depresi, meski malas bisa disebabkan faktor lain.

"Malas itu bisa karena depresi. Harus dicek lebih lanjut. Banyak kasus depresi dipicu hilang semangat, hilang minat dan hilang gairah terhadap sesuatu," kata Eka dalam diskusi bertema "Cegah Gangguan Jiwa Akibat Bencana Psikososial!" di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Tolok ukur depresi lainnya, kata Eka Viora, seperti seseorang yang cepat lelah, mudah tersinggung dan emosi cepat naik.

Hal tersebut, lanjut dia, harus diwaspadai masyarakat terutama mereka yang kerap mendapatkan tekanan dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan lingkungan kerja.

Dia mengatakan dalam kasus lain ditemukan pasien depresi diawali dengan tekanan atau stres yang memicu gejala sakit mag, sering pusing dan otot nyeri. Meski mengalami gangguan fisik ternyata saat diperiksa individu tersebut tidak mengalami sakit apa pun sesuai diagnosis.

Jika kasusnya seperti di atas, kata dia, maka harus menjadi peringatan mengenai gejala depresi. Depresi yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu individu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, bahkan hingga bunuh diri.

Sementara itu, psikiater Departemen Medik Psikiatri RSUPN Dr Ciptomangunkusumo/FKUI,Nurmiati Amir mengatakan sedikitnya terdapat sembilan gejala depresi yang dapat diamati dari seseorang.

"Gejala depresi ada sembilan di antaranya murung, sedih, mudah menangis, hilang minat, hilang rasa senangnya, nafsu makan berkurang, gairah seksual berkurang, konsen buruk, memiliki rasa bersalah tinggi," kata dia.

Psikiater yang biasa disapa Eti tersebut menyarankan agar individu yang sudah mengalami gejala seperti disebut di atas agar mengonsultasikan persoalannya kepada psikiater.

Menurut Eti, terdapat stigma negatif terhadap orang yang memeriksakan diri ke psikiater yang disamakan dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Seharusnya, stigma negatif itu tidak terjadi karena depresi itu sejatinya harus ditangani sesegera mungkin guna menghindarkan dari dampak buruknya.

Dukungan lingkungan sekitar, kata dia, juga menjadi salah satu faktor individu agar terhindar dari depresi. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk beraktivitas. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: