Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi China Stabil di Level 6,7 Persen

Pertumbuhan Ekonomi China Stabil di Level 6,7 Persen Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonomi China tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 6,7 persen dalam tiga bulan yang berakhir pada September. Ini merupakan sinyal bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh cukup stabil. Angka tersebut sama seperti dua kuartal sebelumnya, dan sejalan dengan prediksi analis.

Kata stabilitas akan meyakinkan investor setelah krisis pasar saham China dan krisis mata uang pada awal tahun ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perlambatan lebih lanjut.

Performa ekonomi China memiliki dampak besar bagi ekonomi dunia. Meski stabil, pertumbuhan ekonomi China tahun ini masih lebih lemah dibanding tahun lalu, yang merupakan pertumbuhan paling lambat dalam 25 tahun terakhir.

"Secara umum, performa ekonomi China lebih baik dari ekspektasi," kata Badan Statistik Nasional China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Data tersebut sejalan dengan target pertumbuhan pemerintah tahun ini di kisaran 6,5 persen hingga 7 persen.

Real estate menjadi pendorong ekonomi China tahun ini. Data berbeda yang dirilis pada Rabu (19/10) menunjukkan investasi properti naik 5,8 persen pada periode Januari hingga September, dengan kenaikan penjualan mencapai 27 persen. Sementara itu, konsumsi menyumbang sekitar 70 persen terhadap pertumbuhan PDB.

Kendati demikian, muncul kecemasan lain di mana pertumbuhan ekonomi China akan terpukul oleh terpangkasnya anggaran belanja pemerintah dan melonjaknya tingkat utang. Di sisi lain, tingkat investasi swasta juga turun ke rekor terendah. China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengimpor terbesar kedua untuk barang dan jasa komersial.

China juga memainkan peran penting sebagai pengimpor minyak dan komoditas lainnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China telah menjadi faktor dalam penurunan harga komoditas tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: