Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mampukah China Hadang Kebijakan Ekonomi Trump?

Mampukah China Hadang Kebijakan Ekonomi Trump? Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst Via Independent
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan membina hubungan baik bersama negara lain. Meski terdengar flamboyan, namun ada ketidaksesuaian antara kata dan tindakan, terutama ketika dirinya mengumbar kebijakan agresif selama periode kampanye.

Banyak pertanyaan muncul, apakah Trump akan membuktikan ancaman tersebut, apalagi jika presiden memiliki kebebasan untuk bertindak tanpa kesepatakan anggota parlemen di Kongres.

Melansir BBC di Jakarta, Senin (14/11/2016), salah satu ide kebijakan Trump yang kontrovesial adalah menaikkan tarif impor barang asal China senilai 45 persen jika China tak mau mereformasi hubungan dagang dengan Amerika Serikat.

Ketika berpidato tentang kebijakan ekonomi pada Juni lalu, Trump berkata kepada buruh pabrik pengolahan logam jika China telah "mengibuli dengan mata uangnya, memberikan triliun dolar untuk defisit perdagangan dan merampas ratusan miliar dolar hak kekayaan intelektual kami".

Trump juga mengingatkan kepada para pekerja jika Presiden Reagan pernah menekankan tarif sebesar 45 persen untuk impor motor Jepang dan 100 persen pada chip komputer.

Jika Trump membuktikan ancaman itu maka ekonomi AS akan mengalami guncangan sebab China merupakan pemasok penting bagi ekonomi AS. Semisal, perangkat mobile, China memasok tiga perempat ponsel dan menjadi pemasok hampir semua laptop dan tablet komputer.

Sebelumnya, bertepatan ketika Trump menyampaikan pidato kemenangannya, China justru menyiarkan liputan misi ruang angkasa. Presiden Xi Jinping bahkan memilih hari itu untuk berbicara melalui saluran satelit dengan astronaut China. Hal ini mengisyaratkan suatu pesan untuk mengingatkan masyarakat bahwa apa pun yang terjadi di tempat lain di dunia, kekuatan China tengah bangkit.

Selama beberapa tahun terakhir, kepercayaan China terhadap AS sebagai pemimpin dunia telah pudar. Para pengamat China sering mengatakan bahwa perang yang dilancarkan Amerika di Afghanistan dan Irak merusak keyakinan China ahwa AS bisa dipercaya untuk memimpin geopolitik dunia. Kemudian krisis keuangan dunia pada tahun 2008 juga merusak kepercayaan China bahwa AS bisa diandalkan dalam memimpin ekonomi global.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: