Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenlu Antisipasi Dampak Perubahan Iklim di Laut China Selatan

Kemenlu Antisipasi Dampak Perubahan Iklim di Laut China Selatan Kredit Foto: Kemenlu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perubahan iklim yang menjadi masalah global saat ini juga memiliki dampak terhadap kawasan Laut China Selatan. Sebagai contoh, sejak tahun 1993 permukaan laut rata-rata di Laut China Selatan telah meningkat sebanyak 6 cm. Selain itu, peningkatan suhu air laut dapat berdampak pada rusaknya terumbu karang di beberapa area di Laut China Selatan.

Dampak lingkungan dari perubahan iklim tersebut akan mempengaruhi banyak pada pihak yang berada di sekitar Laut China Selatan.

Kementerian Luar Negeri (cq. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan) bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) menyelenggarakan Technical Working Group Meeting on the Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea yang ke-12.

Pertemuan akan dipimpin oleh pejabat dari BIG dan diikuti oleh peserta dari 12 participating authorities di kawasan untuk berbagi informasi mengenai perkembangan studi lingkungan Laut China Selatan. Selain itu, pertemuan dengan pendekatan 1,5 track ini juga ditujukan untuk meningkatkan kerja sama antar pihak dalam meminimalisir dampak negatif dari perubahan iklim di Laut China Selatan.

Pada bulan Februari, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 69/266 yang berjudul ?A Global Geodetic Reference frame for sustainable development?. Kerangka resolusi ini penting dalam usaha menimialisir dampak negatif dari perubahan iklim dan dapat diterapkan pada program-program nasional, seperti pemetaan, pertambangan, pertanian, konstruksi, mitigasi dampak perubahan ikilm, dan lain-lain.

Peluang penerapan resolusi tersebut akan semakin luas jika lebih banyak lembaga yang terlibat. Namun ketentuan di tiap negara tentu berbeda-beda, sehinggga diperlukan kerja sama data sharing.

Penyelenggaraan ke-12 dari Technical Working Group ini diikuti oleh peserta yang berasal Brunei Darussalam, RRT, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam dan China Taipei. ini akan membahas laporan dari Project on the Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea Affected by Potential Climate Change dan pembahasan The Application of Ocean Modelling for the Safety of Navigation in the South China Sea dari Biro Informasi Geospasial. Selain itu, disampaikan juga paparan The Impact of Waves and Sea Level Changes on the Coastal Environment?oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Penyelenggaraan Technical Working Group Meeting on the Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea yang ke-12 ini dilaksanakan secara back-to-back dengan Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea ke-26.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: