Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Diabetes Tipe II Muncul Tanpa Disadari

Awas, Diabetes Tipe II Muncul Tanpa Disadari Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Diabetes adalah salah satu penyakit yang harus harus diwaspadai, karena dapat mengurangi kualitas hidup bahkan menyebabkan kematian. Menurut data Sample Registration Survey (SRS) 2014 Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%) .

Diabetes atau penyakit metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal terbagi dalam dua jenis, yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II. Diabetes tipe I disebabkan tubuh berhenti memproduksi insulin karena perusakan sel pancreas, kasus ini biasanya ditemukan pada anak-anakhingga usia 18 tahun.

Sementara diabetes tipe II terjadi akibat jumlah insulin yang tidak memadai, atau insulinya tersidia namun reseptor tidak bekerka sehingga insulin tidak dapat diteruskan ke dalam darah. Diabetes tipe II merupakan bentuk lebih umum dari diabetes, yaitu sekitar 90% kasus. Kasus ini biasanya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak. Demikian yang dipaparkan oleh - Prof. DR. dr. Achmad Rudijanto, Sp.PD-KEMD - Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) saat diskusidalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia yang mengangkat tema ?Eyes on Diabetes? di Jakarta, Kamis (17/11) yang dihadiri juga oleh dr. Lily S. Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI dan Prof. DR. dr. Agung Pranoto, Sp.PD-KEMD, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA)

Pada 2015, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diestimasikan sebanyak 10 juta jiwa. Angka ini menempati peringkat ke tujuh di dunia setelah China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko.Data ini diperkuat dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2010, dan 2013 yang menyebutkan prevalensi orang dengan diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013).

Setidaknya 415 juta orang dewasa di dunia menderita diabetes pada 2015, dimana sebagian besar kasus merupakan diabetes tipe II. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 642 juta atau sekitar 1 dari 10 orang dewasa mengidap diabetes pada 2040.

Meski begitu, dalam beberapa tahun terakhir kejadian diabetes tipe II telah meningkat secara dramatis di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan anak-anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Umumnya diabetes tipe II pada anak-anak dan remaja disebabkan oleh pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini didukung dengan kemajuan teknologi serta tersedianya berbagai fasilitas yang menjadikan anak malas bergerak.

?Satu dari dua orang hidup dengan diabetes tipe II untuk waktu yang cukup lama dan sama sekali tidak menyadari kondisi kesehatannya tengah terganggu. Diabetes tipe II memiliki gejala yang begitu ringan, sehingga terabaikan oleh penderita, namun diam-diam merusak fungsi berbagai organ tubuh. Pada saat penyakit ini terdiagnosis, berbagai komplikasi serius kemungkinan sudah timbul seperti penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah,? ujar Lily S. Sulistyowati

Menurut Lily, semakin cepat kasus diabetes tipe II terdeteksi, maka pengobatan dapat segera dilakukan sehingga dapat menghindari berbagai komplikasi yang membahayakan serta biaya perawatan yang mahal.

Pelaksanaan skrining diabetes tipe II merupakan faktor penting dalam memodifikasi faktor risiko dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi, kecacatan substansial, serta kematian dini (kematian pada usia

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit diabetes:

Riwayat keluarga. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe II maka peluangnya untuk mengidap diabetes tipe II menjadi lebih besar.

Usia. Risiko diabetes tipe II meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah berumur 40 tahun. Hal ini berhubungan dengan aktifitas yang menurun serta kehilangan massa otot dan berat badan.

Ras. Orang-orang dari latar belakang ras tertentu ditemukan memiliki risiko lebih tinggi terhadap diabetes.

Kegemukan dan obesitas. Peningkatan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas selalu berbanding lurus dengan prevalensi diabetes. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula resistensi sel terhadap insulin.

Aktifitas fisik yang kurang memadai.

Diet tidak sehat seperti mengonsumsi makanan dan minuman kaya kalori, lemak jenuh dan gula, serta rendah serat.

Memiliki tekanan darah tinggi atau tingkat lipid yang tinggi.

Diabetes gestational yaitu perempuan yang mengalami diabetes selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe II.

70% kasus diabetes tipe II dapat dicegah atau ditunda dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Angka ini setara dengan menyelamatkan 160 juta kasus diabetes tipe II di tahun 2040.Pencegahan dan pengendalian diabetes tipe II dapat dilakukan dengan menjalankan metode CERDIK, yaitu:

Cek kesehatan secara berkala, dalam hal ini melakukan tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur.

Enyahkan asap rokok dengan menghindari pengunaan tembakau (rokok atau tembakau kunyah).

Rajin aktifitas fisik yaitu dengan melakukan latihan fisik secara teratur selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu.

Diet sehat dan seimbang, yaitu dengan mengonsumsi 3 ? 5 porsi buah dan sayuran setiap hari, serta mengurangi asupan gula, garam, dan lemak jenuh.

Kelola stres.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: