Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Asia Tetap Perjuangkan Pasar Bebas

Pemimpin Asia Tetap Perjuangkan Pasar Bebas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pemimpin Asia-Pasifik tetap memperjuangkan kesepakatan perdagangan bebas, meski Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Tanggapan dari pemimpin Asia-Pasifik itu sebagai respons dari retorika Donald Trump terkait proteksi dan keinginan untuk menghancurkan Trans Pacifik Partnership.

Selama dua hari pertemuan di Peru, para pemimpin sepakat untuk mempertahankan keuntungan dari kekebasan pasar. China dengan ekonomi terbesar kedua di dunia pun mengatakan akan memberikan dukungan terhadap pasar terbuka.

Dikutip BBC di Jakarta, Senin (21/11/2016) para pemimpin APEC mengatakan "kami menegaskan kembali komitmen kami untuk menjaga pasar kami tetap terbuka dan melawan segala bentuk proteksionisme".

Tingginya ?skeptisme atas perdagangan dan ?pemulihan ekonomi yang tidak merata pasca krisis keuangan membuat orang kembali bertanya apakah globalisasi memberikan manfaat bagi kebanyakan orang atau tidak. Kendati, para pemimpin tetap bersikeras jika "manfaat dari perdagangan dan pasar terbuka perlu dikomunikasikan secara luas dan lebih efektif untuk memperkenalkan inovasi, pekerjaan, dan standar hidup yang layak".

Seperti diketahui, pakta Trans Pacifik Partnership melibatakan 12 negara di antaranya: Amerika, Japan, Vietnam, Singapura, Brunei, New Zealand, Kanada, Meksiko, Chile, dan Peru.

Pakta ini bertujuan untuk memperdalam hubungan ekonomi antara negara-negara tersebut dengan maksud pemotonan tarif, meningkatkan perdagangan untuk ?menggenjot pertumbuhan. Namun, Donald Trump mengatakan kesepakatan itu sangat mengerikan karena mengirim pekerja Amerika ke negara yang memiliki tenaga kerja murah. Perjanjian tersebut juga mesti diratifikasi oleh Kongres AS, yang tetap akan membutuhkan tanda tangan Donald Trump, --itu berarti perjanjian itu bisa saja gagal.

Namun, setelah pertemuan dengan APEC Presiden AS Barack Obama menegaskan kembali dukungannya kepada pakta tersebut. Menurutnya, jika tidak bergabung dampaknya akan melemahkan posisi AS di seluruh Asia-Pasifik. Ia memperingatkan, jika telah mendengar ambisi untuk kesepakatan perdagangan yang akan memberi dampak positif kepada pekerja dan bisnis Amerika.

"Ketika datang untuk berdagang, saya percaya jawabannya adalah tidak menarik kembali," kata Obama.

Jawabannya adalah perdagangan yang tepat, memastikan standart pekerja dan lingkungan yang kuat adalah cara orang bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan bebas. Meski demikian, beberapa tokoh di TPP menjelasakan TPP tetap akan berjalan meski tanpa AS, namun beberapa mengatakan itu tidak mungkin tanpa renegosiasi yang komplete.

Selama Minggu ini Perdana Menteri New Zealand, Jhon Key menyarankan barangkali ada sedikit perubahan dari perjanjian itu yang memberikan ruang gerak kepada Trump untuk mendukung kesepakatan tersebut. Sementara, Presiden Peru Pedro Pablo mengatakan TPP tidak mesti dihilangkan mesti Trum terpilih sebagai Presiden.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: