Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memulai Bisnis dengan Keluar dari Zona Nyaman

Memulai Bisnis dengan Keluar dari Zona Nyaman Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Bekasi -

Menjadi pengusaha sukses adalah mimpi setiap orang, namun untuk memulai sebuah usaha juga masih menjadi momok bagi sebagian orang. Terlebih lagi mereka yang sudah nyaman dengan pekerjaan yang dijalani. Melepaskan sesuatu yang sudah dimiliki untuk menggapai sesuatu yang belum pasti menjadi sesuatu yang paling dihindari.

Langkah berani diambil oleh Amanda Gemmy Handayani, pemilik Kedai 9 Pangajeng, tempat makan berkonsep kafe yang beralamat di Jalan Elang X Blok E No 420, Mustika Jaya, Kota Bekasi. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai karyawan yang sudah ditekuni selama delapan tahun untuk memulai bisnisnya tersebut.

Keinginan kuat untuk memulai usaha makanan itu direalisasikan ketika wanita 30 tahun ini sudah mulai mempunyai anak yang kini berusia dua tahun. Tidak ingin kehilangan waktu bersama sang buah hati dengan bekerja sebagai karyawan, ia akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Ditambah jiwa entrepreneur juga sudah dipupuk sejak remaja dengan membantu usaha katering orang tuanya.

Diakui, saat akan meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan merupakan satu keputusan yang teramat berat dalam hidupnya. Alasan yang paling sulit untuk melepaskan pekerjaan itu adalah penghasilan yang sudah pasti. Tapi dengan tekat yang sudah bulat, ia akhirnya memutuskan untuk memulai usaha.

"Mengutip dari Bob Sadino, setiap usaha kalau cuma dipikirkan, kalau cuma dianalisis ya nggak jadi usaha," ujar Amanda lulusan Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI ini.

Bagi dia, untuk terjun ke dunia usaha itu tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan. Sebelum meninggalkan pekerjaan, ia sudah mulai mempersiapkan berbagai analisis tentang usaha yang akan dijalankan di antaranya berkaitan dengan konsep usaha dan perhitungan pengeluaran dan pendapatan.

Ketika modal dirasa sudah mencukupi ia baru melakukan action. Mengenai konsep, mau berjualan apa menurutnya adalah yang sesuai dengan passion, yakni bidang kuliner. Selanjutnya analisis pasar yang dilakukan adalah memastikan makanan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

"Yang pertama adalah konsep dulu karena kalau kita sendiri tidak tahu sama apa yang akan kita jual ya itu susah. Jangan sampai kita hanya ikut tren, tapi itu bukan passion kita," katanya.

Setelah menentukan akan berjualan apa, apa yang dibutuhkan semua sudah kelihatan, mulai dari bahan, perlengkapan dan peralatan, serta aspek operasional dari sewa tempat dan gaji karyawan. Di sini masuk dalam analisis hitung-hitungan pengeluaran. Hitungan pemasukan sendiri dihitung dari target penjualan kepada pasar.

Dan yang paling penting untuk mulai melangkah, lanjut Amanda, adalah berteman dengan orang-orang yang mempunyai usaha. Saat bekerja sebagai karyawan, mayoritas temannya adalah karyawan yang saat diajak bicara tentang wurausaha banyak yang tidak sejalan. Ada yang ngomong modal terlalu besar, ada juga yang pesimis dengan analisis dan hitung-hitungan yang sudah dilakukan.

"Kalau kita berteman dengan orang yang pesimistik sama usaha, enggak bisa jalan usahanya, karena langsung membuat kita tidak termotivasi," ujarnya.

Memulai Usaha

Amanda mengungkapkan dirinya resign dari pekerjaannya pada Juli 2016 sehabis Hari Raya Idul Fitri. Usahanya kemudian dimulai dengan membuka Kedai Pangajeng dengan menu bakso di foodcourt di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Saat mulai terjun ternyata usaha yang dijalankan belum sesuai dengan harapan. Sebelum menu bakso ia sempat berjualan nasi padang, tapi tidak laku karena pada saat siang hari tidak ada orang makan siang di tempat.

Setelah disurvei kembali ternyata yang ramai di tempat itu adalah makanan ringan seperti bakso dan terbukti dengan menu bakso omzet mulai ada. Tapi sepertinya tempat masih kurang bagus, karena ternyata tempat itu tidak selalu ramai pengunjung.

Kondisi tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk tetap menjalankan usaha. Dengan dukungan suami ia justru membuka tempat baru yang lebih baik. Di sini bisnis kuliner berkonsep kafe yang diimpikan mulai dirintis. Bulan Oktober Kedai 9 Pangajeng di Bekasi mulai dibuka. Lima bulan berjalan, namun usaha yang dijalankan belum benar-benar berjalan sesuai harapan. Ia menyadari memang untuk membuka usaha tidak bisa langsung sukses, apa lagi ingin menjual brand.

"Sekarang tinggal mental saja yang perlu di-support, mau terus apa tidak. Kalau mau terus ada yang harus dikorbankan. Kalau tidak mau terus lantas mau dikemanakan, kan sayang sudah dibuat seperti ini," ujar bungsu dari tiga bersaudara ini.

Evaluasi pun mulai dilakukan. Menurut sang suami, Nowo Anggono, yang masih menjadi pekerjaan rumah sampai saat ini adalah marketing yang belum dilakukan secara maksimal. Diakui selama lima bulan ini marketing masih kurang. Pemasaran baru dilakukan dengan menyebar brosur satu bulan sekali. Usaha yang dilakukan itu baru 40% dari 100% usaha yang harus dilakukan. Untuk itu marketing perlu digencarkan lagi, di antaranya dengan rutin mengikuti bazar.

Pemasaran juga dilakukan melalui media sosial Twitter dan Instagram. Usaha ini ternyata efektif mengenalkan Kedai 9 Pangajeng ke customer. Terbukti mulai banyak yang melakukan delivery order, meskipun baru lingkungan sekitar.

"Saya mulai yakin ke depan akan bagus, kami masih optimis," ujar Nowo, yang tak lain teman semasa kuliah Amanda.

Dukungan moral juga terus berdatangan dari keluarga. Melihat usaha katering orang tua dulunya juga butuh waktu untuk dikenal, namun pada akhirnya berjalan dan cukup maju. Dari bisnis orang tua yang sudah berjalan itu, juga dijadikan tolok ukur dan panduan dengan melihat kelebihan dan kelemahan.

Apa yang membuat bertahan hingga saat ini dan apa yang membuat usaha itu hanya segitu-segitu saja. Langkah lebih maju yang dilakukan oleh Amanda adalah dengan membangun brand sendiri. Brand Pangajeng menurut Nowo, adalah dari bahasa Jawa yang berarti Pangarep atau Terdepan. Kedai 9 Pangajeng diharapkan menjadi pemimpin di bisnis kuliner dengan sembilan kedai yang akan didirikan.

"Ke depan brand Pangajeng ini diharapkan dikenal dengan menu-menu andalan seperti roti bakar, bakso super gede, nasi goreng gila, dan menu-menu lainnya yang akan hadir nantinya," ujar Amanda.

Amanda mengaku kurang tertarik dengan bisnis franchise. Kalaupun ingin melakukannya lebih baik langsung dengan brand yang besar, tapi itu sangat mahal harganya. Sama halnya dengan membuka foodcourt di mall, itu juga sangat mahal. Jadi ia berpikir lebih baik membangun brand sendiri dengan tempat sendiri. Menurutnya itu lebih mudah, dengan modal yang terbatas tapi tetap bisa jalan.

Jadi, menurut Amanda, kata kunci yang harus dipegang untuk memulai usaha adalah menjadi pengusaha adalah motivasi yang lebih tinggi dari pada menjadi karyawan. Selanjutnya optimis dan berpikir positif bahwa usahanya akan berhasil. Kemudian siap mental kalau ternyata modal yang dialokasikan untuk usaha ternyata belum berhasil, di sini harus siap diri dan ikhlas.

"Selama uang saya habis buat membuka usaha itu tidak masalah, tapi kan saya memang berusaha, kecuali habis buat hura-hura enggak jelas itu lebih baik enggak usah," katanya.

Pria Tangguh

Sosok pria yang satu tahun lebih tua di belakang Amanda, Nowo Anggono ternyata juga suami yang sangat tangguh. Ia juga pernah mengambil satu keputusan besar dalam hidupnya yakni di tahun 2010, saat mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di kota kelahirannya, Klaten, Jawa Tengah.

Menurutnya, motivasi terbesar mengundurkan dari pekerjaan yang menjadi dambaan kebanyakan orang itu, dengan umurnya yang masih sangat muda, saat itu 25 tahun, dengan potensi yang ia miliki masih bisa berkembang dengan lebih maksimal, lebih sukses dan bermanfaat bagis masyarakat. Dan menurutnya PNS adalah tempat kerja yang paling nyaman.

"Tantangan terberat saat akan mengundurkan diri adalah meyakinan orang-orang terdekat bahwa saya akan lebih sukses dari pada ini (menjadi PNS). Sukses menurutku adalah ketika langkah kecil yang kulakukan, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa, dan bermanfaat buat masyarakat sekitar," kenang bontot dari 9 bersaudara ini.

Keluar dari PNS Nowo juga sempat ingin membuka usaha, tapi karena keterbatasan modal akhirnya ia mencari pekerjaan yang menurutnya memberikan gaji yang cukup besar. Pada akhirnya ia diterima bekerja di salah satu perusahaan tambang yang berkantor pusat di Jakarta.

Sikap tangguhnya juga ditunjukkan saat men-support usaha istrinya. Di awal komitmen dengan sang istri apa yang sudah menjadi pilihan apapun bentuk support akan dilakukan. Sampai ibarat menjadi seorang karyawan, setiap hari Sabtu dan Minggu ia rela pergi ke pasar untuk angkat-angkat barang belanjaan.

"Ketika mental lagi down, saya ajak ke tempat-tempat yang menginspirasi. Me-manage motivasi istri agar tetap semangat," pungkas Nowo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: