Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2016, Inflasi NTT Sebesar 3,02 Persen

2016, Inflasi NTT Sebesar 3,02 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Kupang -

Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat pencapaian inflasi daerah setempat 2016, sebesar 3,02 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yang sebesar 3,58 persen (yoy).

"Apabila dilihat secara kumulatif dari Januari hingga November 2016 (year to date - ytd), angka inflasi NTT tercatat hanya 0,55 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 2,59 persen," kata Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwalapia, di Kupang, Senin (2/1/2017).

Inflasi kumulatif tersebut menurut dia merupakan pencapaian terendah ke-2 secara nasional setelah Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,34 persen. Namun, kata dia pencapaian inflasi yang rendah tersebut tidak terlepas dari terkendalinya laju kenaikan harga di Provinsi NTT.

"Sepanjang 2016, terjadi lima kali deflasi, yaitu pada bulan Februari, Maret, Juli, Agustus dan September 2016 dan sisanya terjadi inflasi," katanya.

Pergerakan harga komoditas pangan seperti ikan segar dan sayur-sayuran yang cenderung menurun, serta ditunjang oleh stabilnya harga beras dan bahan bakar minyak merupakan penyebab utama rendahnya inflasi di tahun ini.

Namun demikian, katanya pergerakan inflasi yang secara historis cukup tinggi di akhir tahun, sebagai dampak meningkatnya permintaan menjelang perayaan natal dan liburan sekolah, serta menurunnya pasokan beberapa komoditas akibat faktor cuaca, sehingga perlu diwaspadai bersama.

"Beberapa komoditas yang berpotensi meningkatkan inflasi antara lain daging dan telur ayam ras, tarif angkutan udara, komoditas sayuran serta bumbu-bumbuan," katanya.

Sebagai respons untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas tersebut dalam jangka pendek, TimPengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT telah melaksanakan rapat koordinasi daerah yang menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain perlunya pengawasan atas suplai komoditas di akhir tahun serta peningkatan kerjasama antar daerah.

Selain itu, katanya untuk program jangka menengah, telah pula disusun roadmap pengendalian inflasi daerah dengan tagline JUPE RUN 10K atau tujuh Program pengendalian inflasi TPID NTT yang telah direvisi dan diUpdate serta disinergikan dengan 10 K yang merupakan monitoring kegiatan utama masing-masing SKPD.

Diharapkan, roadmap tersebut, kelak dapat diselaraskan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan program kerja Provinsi/Kab-Kota di NTT tahun 2017-2018 yang akan datang. Dari sisi kelembagaan, patut berbangga serta mengucapkan terima kasih bahwa seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTT telah membentuk TPID di wilayahnya masing-masing.

"Kami berharap, ini merupakan langkah awal bagi kita untuk bekerja sama lebih erat lagi guna mencapai inflasi yang rendah dan stabil di Provinsi NTT," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: