Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos OJK Nilai Pasar Modal jadi Alternatif Pembiayaan Jangka Panjang

Bos OJK Nilai Pasar Modal jadi Alternatif Pembiayaan Jangka Panjang Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa pasar modal Indonesia telah menjadi alternatif sumber pembiayaan jangka panjang selain perbankan.

"Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, pasar modal kita tidak hanya telah menjadi alternatif tempat berinvestasi, tetapi juga sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang melengkapi sumber pembiayaan yang selama ini bergantung banyak kepada perbankan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad dalam sambutan pembukaan IHSG BEI pada awal tahun 2017 di Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Ia mengemukakan bahwa sepanjang tahun 2016, total nilai penawaran umum di pasar modal Indonesia tercatat sebesar Rp194,74 triliun atau naik 68,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah itu terrdiri dari, penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp12,07 triliun, penawaran umum terbatas (right issue) sebesar Rp68,06 triliun, dan surat utang atau obligasi korporasi sebesar Rp114,61 triliun.

Oleh karena itu, menurut dia, semua pihak berkewajiban untuk terus membangun kredibilitas dan pendalaman pasar modal Indonesia dengan mendorong pelaksanaan IPO lebih banyak, tersedianya produk pasar modal yang lebih beragam, infrastruktur yang handal dan kompetitif.

Selain itu, lanjut dia, penyederhanaan berbagai proses penawaran umum, penguatan penerapan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) emiten, serta melanjutkan edukasi baik untuk calon-calon investor baru maupun calon-calon emiten dalam negeri.

"Kita berharap dengan semua usaha itu dan dengan dukungan perbaikan fundamental ekonomi serta melalui berbagai kebijakan ekonomi pemerintah, peran pasar modal dalam pembangunan akan semakin signifikan dan kita berharap pada akhir tahun ini akan menyaksikan kinerja positif dan rekor lagi," tuturnya.

Muliaman D Hadad memaparkan bahwa industri pasar modal Indonesia telah menorehkan kinerja yang menggembirakan pada tahun 2016 lalu. Indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat 15,32 persen dan ditutup di level 5.296,7 pada akhir 2016 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia serta tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik.

Pada kesempatan sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan peran penting pasar modal dalam perekonomian Indonesia dan berharap pelaku pasar modal memperbaiki kinerja.

"Semua memahami pentingnya pasar modal dan peranannya terhadap perekonomian Indonesia. Kami semua paham untuk membangun perekonomian agar memiliki pemerataan yang dapat dinikmati masyarakat butuh investasi di berbagai bidang, Bursa dapat menjembatani itu," ujarnya.

Ia mengatakan pasar modal bisa menjembatani dan memfasilitasi masyarakat yang butuh investasi dan memberi kesempatan bagi pengusaha yang membutuhkan dana untuk melakukan ekspansi. Oleh karena itu, dia berharap jumlah perusahaan atau emiten di bursa terus bertambah.

"Saya sangat harapkan kepada pelaku pasar modal untuk memperbaiki kinerja bukan hanya sisi kapitalisasi pasar, namun juga jumlah perusahaan yang bisa masuk bursa. Terdapat 16 emiten baru pada 2016, terendah dalam tujuh tahun terakhir," ucapnya.

Pasar modal, ia melanjutkan, perlu melakukan refleksi karena pertumbuhan kapitalisasi pasar yang tidak diikuti dengan pertumbuhan jumlah perusahaan bukan indikator yang sehat dan membanggakan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: