Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Harga Pangan Murah, Pemerintah Perlu Manfaatkan Perdagangan Internasional

Mau Harga Pangan Murah, Pemerintah Perlu Manfaatkan Perdagangan Internasional Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga swadaya masyarakat Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, pemerintah perlu memanfaatkan perdagangan internasional sebagai instrumen dalam menurunkan sejumlah harga pangan yang sedang melonjak seperti cabai.

"Sudah saatnya pemerintah memanfaatkan perdagangan internasional guna menurunkan harga pangan," kata Peneliti CIPS bidang perdagangan dan kesejahteraan rakyat, Hizkia Respatiadi dalam rilis, di Jakarta, Sabtu.

Menurut Hizkia, bila hanya mengandalkan produksi lokal maka harga pangan juga dinilai bakal terus tergantung kepada kondisi cuaca yang tidak menentu yang sedang terjadi di negara ini.

Dia mengingatkan bahwa harga cabai di supermarket di Singapura yang merupakan hasil impor dari Malaysia memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga cabai di Tanah Air.

Karena itu, CIPS menyatakan, mahalnya harga cabai akhir-akhir ini terutama akibat mininya pasokan cabai impor berkualitas yang dapat membantu menurunkan harga di tingkat konsumen.

Studi CIPS menunjukkan bahwa jumlah produksi cabai nasional belum dapat mencukupi permintaan domestik konsumsi rumah tangga yang sekitar 370.000 ton per tahun.

Hal tersebut, lanjutnya, belum termasuk permintaan sektor industri makanan olahan, di mana angka produksi domestik belum dapat memenuhi permintaan dari sektor tersebut.

Selain itu, mahalnya ongkos produksi dan minimnya infrastruktur pendukung distribusi cabai dari petani hingga ke pasar ritel turut membuat harga cabai di tingkat konsumen menjadi mahal.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan melakukan koordinasi dengan Menteri Pertanian agar distribusi cabai tidak terganggu dan harganya bisa kembali stabil di beberapa daerah.

"Saya akan coba koordinasi dengan Mentan, karena luar biasa sekali kalau (kenaikan) sampai sebesar itu," kata Darmin dalam menyikapi kenaikan harga cabai di Jakarta, Rabu (4/1).

Menko Perekonomian mengatakan penyebab dari kenaikan harga cabai tersebut adalah karena distribusi yang terganggu maupun faktor cuaca akibat musim kemarau basah.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, musim hujan yang terjadi selama 2016 yang menyebabkan mahalnya harga cabai, karena komoditas itu belum dapat dipanen.

"Produksi cukup, cuma tidak boleh panen kalau musim hujan," kata Amran ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/1).

Menurut Mentan, cabai yang dipetik saat musim hujan berpotensi busuk lebih cepat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pihaknya menugaskan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero untuk mendistribusikan komoditas cabai dari daerah penghasil, guna menekan harga komoditas tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: