Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Waspadai Dampak Lambannya Pemulihan Ekonomi Global

BI: Waspadai Dampak Lambannya Pemulihan Ekonomi Global Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Kupang -

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga mengingatkan, publik agar lebih waspada dalam menghadapi dampak lambannnya pemulihan ekonomi global ke depan.

"Dalam menghadapi dampak lambannnya pemulihan ekonomi global ke depan terdapat berbagai tantangan yang perlu untuk dicermati guna menjaga tumbuhnya ekonomi nasional yang sehat," katanya di Kupang, Sabtu.

Ia menyebut tantangan jangka pendek yang berasal dari pengaruh belum meratanya stimulus fiskal dalam menarik peran swasta untuk berinvestasi.

Berikut adalah belum meratanya transmisi kebijakan suku bunga kredit dengan deposito.

Apalagi kata dia pertumbuhan kredit perbankan secara nasional yang cenderung melambat dari 10 persen (2015) menjadi 6,5 persen (2016).

Apalagi hal ini merupakan dampak dari kondisi sektor swasta yang masih melakukan konsolidasi dan industri perbankan yang masih menahan penurunan suku bunga kredit.

Berikut permasalahan struktural, yaitu komposisi produk ekspor yang banyak bergantung pada produk sumber daya alam, terbatasnya ketersediaan dan kurang fleksibilitas dalam penyesuaian harga energi, struktur pasar dan tata niaga yang perlu lebih efisien, serta peran industri pengolahan yang terus menurun.

"Dari sektor keuangan, tantangan yang ada terkait dengan pembenahan struktur pembiayaan domestik yang masih belum beragam, struktur dana perbankan yang belum seimbang, serta pasar keuangan yang masih belum dalam," katanya.

Dia menggatakan dalam merespon berbagai tantangan tersebut, perlu adanya optimalisasi potensi domestik melalui pembangunan industri yang kuat dan peningkatan sumber pembiayaan yang dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Selain itu, katanya tercatat setidaknya tiga potensi ekonomi pada tahun 2016 yang perlu dioptimalkan pada 2017 ini untuk menopang ketahanan ekonomi Indonesia.

Ketiga potensi ekonomi itu adalah kepercayaan dan keyakinan yang tinggi dari pelaku ekonomi terhadap pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya. Peningkatan kepercayaan ini turut didukung oleh adanya reformasi Berikut struktural, kebijakan fiskal yang disiplin dan bervisi menengah panjang serta komitmen kebijakan moneter yang konsisten pada stabilitas makroekonomi.

Potensi berikutnya adalah program Pengampunan Pajak yang sampai 14 November 2016, berhasil mengumpulkan tebusan pajak sebesar Rp94,8 triliun, dengan dana repatriasi sebesar Rp142,7 triliun dan dana deklarasi sebesar Rp3.773,2 triliun.

"Melalui basis pajak yang lebih luas, upaya memperlebar ruang fiskal dalam mendukung pembiayaan ekonomi melalui percepatan reformasi perpajakan diharapkan dapat terwujud.

Terakhir adalah potensi teknologi digital yang berkembang pesat terlihat dari peningkatan kegiatan fintech dan e-commerce.

"Dalam upaya mengoptimalkan ketiga potensi tersebut, perlu adanya keselarasan dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sebelumnya telah dimiliki Indonesia," katanya.

Apalagi kata dia dari sisi sumber daya manusia, jumlah penduduk yang besar tentunya menjadi pasar potensial dalam menopang permintaan domestik.

"Adanya bonus demografi melalui tingginya populasi penduduk usia produktif dibanding penduduk usia lanjut dan anak-anak juga menjadi potensi dari sisi tenaga kerja basis konsumen di Indonesia," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: