Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emiten Properti Cenderung Konservatif di 2017, Ini Sebabnya

Emiten Properti Cenderung Konservatif di 2017, Ini Sebabnya Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Emiten properti pada tahun ini terlihat lebih konservatif dalam menetapkan target. Analis Mandiri Sekuritas Liliana S Bambang mengatakan bahwa hal tersebut didasarkan oleh prospek pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"Meskipun regulasi properti pada akhir tahun lalu positif, beberapa perusahaan mulai menetapkan target tahun ini dengan konservatif. Beberapa agen properti juga menyatakan sedang memprediksi perbaikan kondisi pada kuartal dua 2017," ujarnya dalam riset di Jakarta, Senin (9/1/2016).

Salah satu regulasi yang dikeluarkan pemerintah yang bisa mendorong sektor properti yakni kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Memang, pada periode pertama dan kedua tax amnesty yang berlangsung selama enam bulan, DJP mencatat 612 ribu orang telah mendeklarasikan hartanya mencapai Rp4.293 triliun.

Sementara itu, repatriasi tercatat Rp140,5 triliun. Namun, dalam kenyataannya kebijakan tersebut dampaknya belum terlalu dirasakan oleh para emiten properti. Hal ini dapat terlihat dari pencapaian prapenjualan (marketing sales) emiten properti yang kebanyakan tidak mencapai terget.

"Tidak banyak perusahaan properti yang mampu mencapai target marketing sales setahun penuh 2016. Meskipun program amnesti pajak sukses, sebagian besar perusahaan properti menetapkan target marketing sales sepanjang 2017 yang konservatif," jelasnya.

Menurut Liliana, beberapa emiten yang tidak mencapai target di 2016 itu juga disebabkan kebanyakan dari mereka menunda peluncuran produk. Penundaan tersebut juga berkaitan dengan adanya program tax amnesty.

"Kami menilai bahwa perusahaan yang gagal mencapai target itu juga menunda peluncuran proyek mereka karena menunggu selesainya program amnesti pajak sebelum meluncurkan proyek barunya," ujarnya.

Selain itu, adanya gelaran Pilkada juga menjadi salah satu faktor emiten properti dalam menunda peluncuran produk barunya. "Kami juga khawatir beberapa perusahaan properti menunda peluncuran proyek utama mereka hingga pilkada Jakarta berakhir (paling cepat pada pertengahan Februari)," tambahnya.

Berdasarkan catatannya, Liliana mengungkapkan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dapat mencapai target di tahun 2016 mereka senilai Rp6,9 triliun. Ini disebabkan adanya transaksi dengan Mitsubishi senilai Rp1,4 triliun sebagai bagian dari program amnesti pajak pada kuartal empat 2016. Sementara, ?PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menurunkan target marketing sales tahun ini.

Kemudian PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Jaya Real Properti Tbk (JRPT), dan PWON membidik target pertumbuhan yang rendah. BSDE mempertimbangkan target marketing sales yang flat secara YoY, meskipun demikian target sepanjang 2017 belum mereka finalkan.

Sedangkan, CTRA mempertimbangkan pertumbuhan kinerja hanya 10 persen dari pencapaian tahun lalu Rp7 triliun (di bawah target Rp9,3 triliun). PWON membidik Rp2,6 triliun, naik 13 persen dibanding marketing sales 2016 senilai Rp2,3 triliun. JRPT mengakhiri 2016 dengan target marketing sales Rp2,3 triliun, masih tumbuh 2 persen YoY. Perusahaan membidik target marketing sales 10 persen YoY sepanjang 2017.?

Adapun, SMRA dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menetapkan tergat yang lebih agresif. Tahun lalu, SMRA mencapai marketing sales Rp3 triliun, dan target Rp4,5 triliun tahun ini mencerminkan kenaikan 50 persen YoY. Untuk ASRI, target mereka tahun ini senilai Rp5 triliun mencerminkan kenaikan 47 persen YoY target marketing sales.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: