Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag Sebut Kenaikan Harga Cabai Karena Faktor Cuaca

Mendag Sebut Kenaikan Harga Cabai Karena Faktor Cuaca Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa kenaikan harga komoditas cabai rawit merah diakibatkan curah hujan tinggi, yang menyebabkan komoditas tersebut lebih cepat busuk dan mengurangi pasokan ke pasar konsumen.

Enggartiasto saat ditemui di Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa kenaikan harga cabai yang cukup signifikan hanya terjadi pada jenis cabai rawit merah. Sementara untuk jenis cabai merah besar, cabai keriting dan cabai rawit hijau cenderung sudah mengalami penurunan. "Kenaikan tersebut disebabkan satu alasan, yaitu iklim," kata Enggartiasto, di Jakarta, Senin (9/1/2017).

Dengan kondisi curah hujan tinggi, proses pembusukan dari cabai rawit merah menjadi lebih cepat. Kondisi tersebut menurunkan pasokan komoditas itu ke pasar rakyat, ditambah dengan jalur distribusi yang cukup panjang dari daerah penghasil.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, rata-rata nasional untuk harga cabai merah besar Rp38.000 per kilogram, cabai merah keriting Rp39.000-Rp40.000 per kilogram dan cabai rawit hijau dibawah Rp50.000 per kilogram. Sementara untuk cabai rawit merah berkisar antara Rp100.000-Rp120.000 per kilogram.

Untuk cabai merah besar, cabai merah keriting dan cabai rawit hijau, berdasarkan pernyataan Kementerian Pertanian, produksi masih mencukupi bahkan surplus. Namun, untuk cabai rawit merah, banyaknya cabai yang busuk dan mengganggu pasokan ke pasar konsumen.

Pemerintah saat ini berupaya untuk memasok cabai rawit merah dari daerah-daerah penghasil, untuk disalurkan ke daerah yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi.

Kementerian Perdagangan telah menugaskan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero untuk mendistribusikan cabai dari daerah penghasil.

Kenaikan harga komoditas tersebut menggerus daya beli masyarakat yang juga mengalami penurunan. Pasokan kebutuhan komoditas tersebut berkurang sebanyak 50 persen dan menyebabkan daya beli turun hingga 40 persen dari kondisi normal.

"Dari daerah yang surplus, kami kirimkan ke daerah yang kekurangan. Tidak ada rencana impor," tutur Enggartiasto.

Tercatat, harga cabai rawit merah di Solo (Jawa Tengah), Tabanan (Bali), Malang (Jawa Timur), dan Palu (Sulawesi Tengah), masih tinggi karena pasokan rendah.

Di Pasar Tradisional Kleco Solo, Senin, cabai rawit merah dijual Rp100.000 per kilogram, sedang cabai merah besar harganya Rp30.000 per kilogram dan harga rawit hijau Rp50.000 per kilogram, naik dari sebelumnya antara Rp15.000-Rp20.000 per kilogram.

Sementara di pasar-pasar tradisional di Malang raya, harga cabai rawit yang pekan lalu Rp75.000-Rp80.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp95.000-Rp105.000 per kilogram. Di Tabanan, Bali, harga cabai rawit sebelumnya Rp30.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp 80.000 per kilogram.

Harga cabai rawit yang sebelumnya rata-rata berkisar Rp15.000 per kilogram di Palu, juga naik menjadi Rp80.000 per kilogram. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: