Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Distribusi Rupiah Baru Terbatas, Kas Keliling BI 'Diserbu' Warga

Distribusi Rupiah Baru Terbatas, Kas Keliling BI 'Diserbu' Warga Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Distribusi rupiah baru emisi tahun 2016 masih langka alias terbatas di Sulawesi Selatan (Sulsel). Sementara, minat masyarakat terhadap uang baru tersebut cukup tinggi. Seperti terlihat di Kota Makassar, dimana warga "menyerbu" kas keliling Bank Indonesia (BI) untuk penukaran rupiah baru di kawasan Pasar Terong, Jalan Masjid Raya, Selasa, 10 Januari.?

Dari pantauan Warta Ekonomi, antrean panjang tampak terlihat sejak Selasa pagi. Pihak BI pun kewalahan dengan antusias masyarakat. Petugas keamananan dari Kantor Perwakilan BI Sulsel, Dany Wahyuddin, menyebut kerap kali rupiah baru yang dibawanya sudah habis, sedang masih banyak warga yang ingin melakukan penukaran.
Dany menyebut antrean panjang penukaran rupiah baru di Makassar masih terus terjadi karena pasokannya yang masih terbatas. Warga hanya diberikan satu paket rupiah baru untuk sekali penukaran. "Perorangnya satu paket. Nominalnya Rp 200 ribu yang terdiri dari pecahan Rp100 ribu hingga Rp2.000 ribu," katanya, Selasa, 10 Januari.
Guna memastikan penukaran rupiah baru berlangsung aman dan lancar, kas keliling BI itu tidak hanya dijaga oleh pengamanan internal. Tampak pula dua anggota Brimob Polda Sulsel yang melakukan penjagaan. Dua polisi itu melakukan penjagaan dengan dilengkapi senjata.?
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan distribusi rupiah baru memang masih terbatas. Sejak diluncurkan pada 19 Desember 2016, pihaknya baru mendistribusikan sekitar Rp 65,975 miliar. BI akan bekerjasama dengan 12 bank lingkup Sulsel untuk menyalurkan uang tersebut kepada masyarakat.
Wiwiek melanjutkan kini tersisa Rp 100 miliar yang masih dalam proses pendistribusian. Uang baru tersebut baru sebatas disalurkan melalui kas keliling maupun kas titipan dengan bekerjasama dengan 12 bank yang dipilih. Penyebaran uang baru itu masih berfokus di Makassar, Parepare, Palopo dan Bulukumba.
Distribusi rupiah baru, Wiwiek mengimbuhkan juga belum dilakukan di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Musababnya, sistem pada ATM sudah diatur sedemikian rupa hanya untuk mengeluarkan rupiah tahun emisi yang lalu. Karenanya, dibutuhkan penyesuaian sistem. "Spesifikasi ATM harus diubah dulu," kata Wiwiek.

Ia menjelaskan rupiah baru emisi 2016 belum bisa terbaca oleh perangkat ATM. Persoalannya, banyak perbedaan antara uang tahun emisi 2016 dengan tahun emisi terdahulu. "Belum bisa dipastikan, apakah sudah bisa beredar pada triwulan I atau triwuan II (2017). Tergantung penyesuaian pada ATM, tapi yang pasti akan kita maksimalkan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: