Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Nilai Figur Elite Parpol Tak Pengaruhi Hasil Pilkada

Pakar Nilai Figur Elite Parpol Tak Pengaruhi Hasil Pilkada Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan efek figur elite partai politik atau yang dikenal sebagai "coattail effect" bukan penentu mutlak seorang calon kepala daerah menang dalam Pilkada serentak 2017.

"Kadang-kadang 'coattail effect' tidak berpengaruh kalau kandidat yang diusung tren popularitas, akseptabilitas, dan elektibilitasnya menurun," ujar Pangi dihubungi di Jakarta, Rabu (11/1/2017).

Sebelumnya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak ikut serta mendampingi pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat kampanye di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (7/1) pekan lalu.

Belakangan, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengemukakan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri siap "turun gunung" berkampanye untuk pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Sementara Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dalam beberapa kesempatan dan acara khusus, tampak hadir mendampingi putranya yang maju di Pilgub DKI Jakarta dengan nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono yang berpasangan dengan Sylviana Murni.

Pangi mengatakan efek figur atau tokoh memang dapat ikut mendongkrak elektibilitas kandidat. Ketika tokoh sentral yang memiliki elektabilitas tinggi tersebut "turun gunung" dan ikut kampanye bersama maka diharapkan mendongkak elektabilitas kandidat sehingga mendapat limpahan elektoral.

Disukai dan dikenal Namun dia menekankan peluang seorang kandidat menjadi semakin tinggi ketika kandidat itu sudah dikenal dan disukai.

Dia menjelaskan dalam setiap kampanye seringkali artis, ketua umum parpol, publik figur ikut berkampanye dalam rangka menyuntikkan elektoral untuk seorang kandidat.

Pertanyaan sederhananya, kata dia, adalah seberapa efektif figur sentral dan pengaruh elite penentu atau tokoh tersebut menaikkan bobot elektoral sang kandidat, berhasil meningkatkan elektibilitas dan popularitas sang calon.

"Di Pilkada DKI misalnya, ini sangat bergantung dan bertumpu juga pada kapasitas dan kapabilitas sang calon sendiri. Tidak mutlak bertumpu pada tokoh atau SBY 'effect', Megawati 'effect' dan Prabowo 'effect'," ujar dia.

Pangi menekankan calon harus bagus popularitas, akseptabilitas dan elektibilitasnya. Sedangkan figur sentral yang ikut berkampanye hanya untuk meningkatian elektbilitas seorang calon.

"Figur sentral tidak mutlak menentukan. Kalau sang kandidat sendiri elektibilitasnya anjlok ya sulit," jelas dia.

Lebih jauh berkaitan Pilkada DKI, Pangi memperkirakan SBY akan ikut berkampanye ketika putranya Agus Yudhoyono masuk putaran kedua. Sejauh ini SBY hanya mendampingi Agus pada beberapa kesempatan khusus.

"SBY sangat lihai membaca momentum politik, kapan harus 'turun gunung', bukan tidak mungkin SBY 'turun gunung' ketiga Agus masuk putaran kedua, untuk sekarang belum," kata dia.

Sementara untuk Megawati, diyakini Pangi akan ikut berkampanye sebelum minggu tenang Pilkada serentak.

"Nanti akan dipakai grup musik, artis dan publik figur yang lainnya, beramai ramai menyatakan dukungan ke salah satu calon, dalam rangka membentuk kesan dan pengiringan opini publik, sehingga menjatuhkan pilihannya pada kandidat tersebut di bilik suara," kata dia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: