Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bergerak Tak Wajar Saham Bank Ina Masuk Kategori UMA

Bergerak Tak Wajar Saham Bank Ina Masuk Kategori UMA Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) masuk dalam pengawasan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu (11/1/2017). Hal ini dikarenakan adanya pergerakan harga dan aktivias saham yang diluar kebiasaan. Alhasil otoritas mengkategorikan saham Bank Ina ke dalam kategorio Unusual Market Activity (UMA).

Publikasi terakhir yang dilakukan perseroan ialah laporan bulanan registrasi pemegang efek/perubahan struktur pemegang saham pada tanggal 9 Januari 2017 lalu. Untuk itu? Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Bursa efek Indonesia menghimbau investor untuk mencermati kinerja perusahaan tercatat dan juga keterbukaan informasinya. ?Investor juga diharapkan mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan bila belum mendapatkan persetujuan RUPS,? katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (11/1).

Lebih lanjut dirinya mengatakan BEI juga meminta investor untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang timbul di kemudian hari sebelum mengambiil keputusan. Masuknya saham perusahaan ke dalam ketegori UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangan di Pasar Modal.

Sebagai catatan pergerakan saham perseroan mulai bergerak drastis sejak tanggal 5 Januari lalu. Kala itu saham perseroan di perdagangkan di level 222 dan terus melonjak ke angka 488 pada perdagangan hari ini atau mengalami peningkatan sekitar 119%.

Sebelumnya Bank Ina Perdana berencana melakukan penawaran umum terbatas II dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 2,92 miliar saham dengan nilai nominal Rp100.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara dengan 51,81%dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga pelaksanaan dalam aksi korporasi tersebut berada di angka Rp 240 per saham. Melalui aksi tersebut perseroan berpotensi meraup dana segar sekitar Rp 703,05 miliar.



Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: