Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jembatan Cisomang Masih Bergeser Tapi Masih Dalam Batas Toleransi

Jembatan Cisomang Masih Bergeser Tapi Masih Dalam Batas Toleransi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Jasa Marga Tbk mengakui sampai saat ini Jembatan Cisomang di KM 100+700 Jalan Tol Purbaleunyi masih terjadi pergerakan dan pergeseran meski masih dalam batas toleransi sehingga aman untuk dilalui kendaraan golongan I. "Hasil pengamatan 10 hari terakhir, masih ada pergerakan dan pergeseran dari angka 55 cm selama ini, plus minus bertambah sekitar tiga (3) mili meter," kata VP Maintenance Reza Febriano didampingi AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru kepada pers di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Penegasan tersebut sebagai klarifikasi terhadap beredarnya informasi kurang tepat seperti per hari bergeser sekian centimeter dan lainnya di masyarakat, terutama di media sosial terkait dengan perkembangan Jembatan Cisomang itu. Menurut Reza, jika diukur kembali besok (13/1) misalnya dan ada kenaikan atau penurunan, itu berarti ada faktor koreksi yang disebabkan oleh toleransi pembacaan alat, tukang ukur bahkan cuaca.

"Proses monitoring menggunakan alat 'robotic total station'. Selain itu pasang alat instrumen pengukuran pergerakan inklinometer, tiltmeter, piezometer dan 'crackmeter'. Bilamana nanti terjadi ada hasil pengukuruan yang signifikan, maka petugas lapangan diberi kewenangan menutup jembatan," katanya. Dengan demikian, tegasnya, deteksi dini dan peringatan awal sudah ada dalam sistem monitoring itu.

Nanum, Reza menjamin, angka pergeseran tersebut masih dalam kondisi aman karena belum menyentuh angka toleransi hingga 71 cm sebagaimana disampaikan oleh para pakar dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Saat ini tim inspeksi sedang bekerja memonitor 24 jam dan ada petugas khusus yang memonitor dan memiliki kewenangan khusus untuk menutup jembatan jika pergeseran menyentuh ke angka 65 cm misalnya," katanya.

Sementara itu, dari sisi penanganan terhadap jembatan itu, Reza menjelaskan, setelah kondisi aksi darurat sudah dilakukan beberapa waktu lalu, kini memasuki masa perbaikan dan perkuatan hingga akhir Maret 2017. "Saat ini sedang memasuki persiapan pekerjaan berat yang terdiri dari tujuh jenis pekerjaan antara lain 'grouting' yang sudah dilakukan di pilar A1, P0, P1, P2, dan P5 dan pekerjaan 'wrapping' dengan pemasangan 'Fiber Reinforced Polymer' (FRP) di pilar P1 dan P2," katanya.

Selain itu, pekerjaan 'strutting' baja dalam proses 'cutting' dan pengelasan material H-Beam, serta penggalian tanah di sekitar 'pilecap' P2 dan P3, juga pekerjaan 'unloading' ('cutting' lereng) di sekitar A1 hingga pilar P1, persiapan pekerjaan 'ground anchor' pada P0 dan persiapan 'platform' kerja untuk pekerjaan 'belt boredpile' "Selama proses ini, kami dibawah koordinasi dan supervisi Badan Pengatur Jalan Tol Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ)," katanya.

Kendaraan naik Pada bagian lain, AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru mengakui, lalu lintas harian (LHR) Tol Cipularang mengalami penurunan trafik untuk golongan II hingga V, tetapi malah terjadi kenaikan di golongan I sebesar empat persen "Jadi, secara agregat memang ada penurunan tetapi tidak signifikan," kata Heru.

Heru juga menyebut, selama ini LHR tol itu untuk Jakarta-Bandung sebesar 37.600 kendaraan, sedang Jakarta-Bandung 32.600 dari jumlah ini 85 persen adalah golongan I. Menyinggung soal perkiraan anggaran untuk perbaikan Jembatan Cisomang, Reza belum bersedia merinci karena hitungan final belum ada. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: